Rabu, 31 Maret 2010

tugas riset akuntansi 2

Metode historis atau metode dokumenter adalah cara penelitian yang menggunakan data pada kepustakaan, statistika dan lainnya yang bersumber pada catatan atau dokumentasi. sumber bisa juga berupa barang-barang peninggalan tertulis seperti misalnya lontar, buku, relief, candi, arsip negara, buku harian, peninggalan seperti fosil, senjata, bangunan,
peninggalan tidak tertulis: adat istiadat, bahasa, dongeng, kepercayaan, Sumber data bisa primer dan sekunder. tidak ada rancangan percobaan.
bidang ilmu, ilmu pertanian, peternakan, banyak di dalam sejarah dan archeologi, bahasa, kebudayaan dan kedokteranSifatnya adalah memberikan informasi dan latar belakang dan pandangan yang dapat bermanfaat dalam mengevaluasi problema yang sedang hangat dan sedang terjadi.

contoh Jurnal :

Pengaruh Modal Asing Terhadap Tingkat Rentabilitas Modal Sendiri

ABSTRAKSI

Modal merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk menjamin adanya stabilitas financial dan kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Struktur permodalan atau sumber permodalan suatu perusahaan pada dasarnya berasal dari modal sendiri dan modal asing/hutang. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan sedangkan modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan atau modal pinjaman dari pihak kreditur
Adanya hutang/modal asing akan memberikan pengaruh terhadap tingkat rentabilitas ( pendapatan ) modal sendiri, baik itu pengaruh positif atau pengaruh negatif atau bahkan tidak berpengaruh sama sekali. Hal ini bisa terjadi karena setiap menggunakan hutang sebagai modal asing pasti akan disertai dengan tingkat bunga yang harus dibayar oleh pihak perusahaan.
Apabila tingkat rentabilitas eknomi atau hasil pendayagunaan atas hutang/modal asing tersebut lebih besar dibandingkan dengan tingkat bunga atas hutang/modal asing, maka sisa dari pembayaran bunga atas hutang/modal asing tersebut akan menaikkan atau berpengaruh positif terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri. Sebaliknya apabila tingkat rentabilitas ekonomi atau hasil pendayagunaan atas hutang/modal asing lebih kecil dari tingkat bunga atas hutang/modal asing maka kekurangan untuk membayar bunga atas hutang/modal asing tersebut harus ditutup dari hasil pendayagunaan modal sendiri atau rentabilitas modal sendiri, dengan kata lain adanya hutang atau modal asing berpengaruh negatif terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri.
Untuk melihat bagaimana pengaruh adanya hutang atau modal asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri, dapat menggunakan analisa ratio yaitu analisa Financial Liverage Indek ( FLI ). Apabila hasil analisa menujukan indek lebih dari 1,00 maka adanya hutang/modal asing tersebut berpengaruh positif terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri, tetapi sebaliknya apabila hasil analisa menunjukan indek kurang dari 1,00 maka adanya hutang/modal asing tersebut berpengaruh negatif terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri.

No. Daftar :
PENGARUH MODAL ASING
TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS MODAL SENDIRI

PADA KOPERASI MITRA BINANGKIT NYALINDUNG
KABUPATEN SUKABUMI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menempuh Ujian Sarjana Pendidikan
Jurusan Ilmu Pendidikan Sosial Program Studi Pendidikan
Dunia Usaha/Akuntansi

Disusun oleh :

Muhamad Andriyan

NIM : 02660526

SEKOLAH TINGGI ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
STKIP PGRI KOTA SUKABUMI
2005

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim


Puji serta Syukur penuliskan panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini dengan Judul : “ PENGARUHMODAL ASING TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS MODAL SENDIRI. “ sebagai salah satu syarat untuk meyelesaikan program ( S 1 ) Strata S-I pada Jurusan IPS Program Akuntansi di STKIP PGRI Kota Sukabumi.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan laporan skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan penulis dalam hal pengetahuan dan pengalaman, untuk itu kritik dan dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk menambah wawaan penulis.
Banyak pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasihyang sebesar-besarnya pada yang terhormat :
1. Bapak Drs. Misbah Almunir sebagai Ketua STKIP PGRI Kota Sukabumi
2. Bapak Drs. Vredi Kasta Marta,MBA,MM sebagai pembimbing I yang selalu memberikan pengarahan dalam penyususnan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Dodi Wiriadi sebagai pembing II sekaligus Ketua Jurusan IPS Program Akuntansi yang telah memberikan arahan, bimbingan dan petunjuk dalam penulisan skripsi ini hingga tersesesaikannya
4. Seluruh Dosen dan Staff STKIP PGRI Sukabumi.
5. Ibu Aminah Ibunda dan Ayahanda tercinta yang telah memberikan do’a dan motivasi yang pernah berhenti
6. Bapak A. Sudrajat Sebagai Ketua Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung yang telah membantu dalam penelitian di lapangan.
7. Bapak Tatang Akhamd S, BA Kepala Sekolah SMK PGRI 1 Kota Sukabumi
8. Ibu Dra. Tinny Kartinny Wakasek Kurikulum SMK PGRI 1 Kota Sukabumi
9. Ibu Esih Sukaesih Bendahara SMK PGRI 1 Kota Sukabumi
10. Indra Vina Purnama sebagai Karyawan Koperasi Mitra binangkit Nyalindung yang telah memberikan bantunnya.
11. Rekan-rekan mahasiswa khususnya Jurusan Akuntansi Tingkat IV yang telah memberikan motivasinya.
12. Yulia Alawiah Eulis yang telah memberikan semangat dan kasih sayangnya
13. Pak Akos S.Pd, Pak Indra S,Pd dan Pak Ian S.pd yang telah memberikan motivasinya
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pihak yang berkepntingan pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb Sukabumi Nopember 2005

Penulis,

DAFTAR ISI


Halaman
Lembar Pengesahan ………………………………………………………. .. i
Kata Pengantar ………………………………………………………. .. ii
Absraksi ………………………………………………………. iii
Daftar isi ………………………………………………………... iv
Daftar Gambar ………………………………………………………. .. v
Daftar Tabel ………………………………………………………... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah …………………………. 1
B. Rumusan dan pembatasan masalah …………………………. 2
C. Definisi variabel …………………………. 3
D. Kerangka Pemikiran …………………………. 5
E. Asumsi/Anggapan Dasar …………………………. 8
F. Hipoteis …………………………. 9
G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian …………………………. 10

BAB II LANDASAN TEORI
A. MODAL ASING …………………………. 11
1. Pengertian modal asing …………………………. 11
2. Jenis-jenis modal asing …………………………. 12
2. Karakteristik modal asing …………………………. 14
B. RENTABILITAS …………………………. 15
1. Pengertian Rentabilitas …………………………. 15
2. Pengertian rentabilitas ekonomi …………………… 17
3. Pengertian rentabilitas modal sendiri …………….. 20
4. Pengertian modal sendiri …………………………. 21
5. Jenis-jenis modal sendiri …………………………. 22
6. Karakteristik modal sendiri ……………………… 23

C. PENGARUH MODAL ASING TERHADAP TINGKAT
RENTABILITAS MODAL SENDIRI ………………… 24
1. Analisa Financial Liverage Indek ……………….. 24

BAB III METODA PENELITIAN
1. Metoda Penelitian …………………………. 27
2. Sumber data …………………………. 27
3 Populasi dan sapel …………………………. 29
4. Teknik Pengumpulan data …………………………. 30
5. Teknik Pengolahan data …………………………. 31
6. Operasional Tabel …………………………. 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBHASAN
A. Gambaran Umum Koperasi …………………………. 33.
1. Sejarah Singkat berdirinya Koperasi ………….. 33
2. Struktur Organisasi Koperasi ………………… 34
3. Kegiatan Usaha Koperasi …………………… 38
B. Liverage Keuangan Koperasi ………………………….. 38
C. Tingkat Rentabilitas Ekonomi dan
Tingkat Rentabilitas Modal Sendiri …………………… 40
D. Pengaruh Modal Asing Terhadap Tingkat
Rentabilitas Modal Modal Sendiri …………………… 44
1. Ratio Time Interest Earned Koperasi ………….. 48

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A, Kesimpulanda …………………………………………. 52
C. Rekomendasi …………………………………………. 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang masalah
Dalam setiap jenis perusahaan modal merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin stabilitas financial dan kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Struktur permodalan atau sumber permodalan dalam setiap perusahaan yang pokok dapat dibedakan menjadi 2 ( dua ), yang pertama modal dari para pemilik perusahaan atau yang disebut dengan modal sendiri, sedangkan yang kedua modal yang berasal dari kreditur atau yang disebut dengan modal asing.
Hubungannya dengan modal asing bagi pemilik perusahaan, adanya sumber permodalan yang berasal dari hutang di dalam perusahaan merupakan pula suatu resiko tersendiri terhadap kemungkinan rugi yang dihadapi dari dana yang mereka tanamkan.
Tetapi resiko tersebut juga diimbangi dengan adanya harapan untuk mendapatkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi ( rentabiltas ) sebagai akibat dari adanya modal asing ( hutang ) untuk menunjang permodalan dalam perusahaannya ( modal sendiri ).
Dengan menggunakan hutang ( modal asing ) yang disertai kewajiban membayar bunga yang bersifat tetap sebagai salah satu sumber modal perusahaan, akan mengakibatkan tiga kemungkinan yang bisa terjadi yaitu :
(1) rentabilitas yang dihasilkan oleh dana yang berasal dari hutang lebih besar dari biaya bunga atas hutang, (2) rentabilitas yang dihasilkan oleh dana yang berasal dari hutang sama dengan biaya bunga atas hutang, (3) rentabilitas yang dihasilkan oleh dana yang berasal dari hutang lebih kecil dari biaya bunga atas hutang tersebut.
Dengan berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebagai akibat dari adanya modal asing ( hutang ) dalam struktur permodalan perusahaan, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai berbagai kemungkinan tersebut, dengan judul “ Pengaruh modal asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri “.

B. Rumusan dan Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang diteliti fokus pada inti pemasalahan, kemudian berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, penulis perlu merumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut :
1. Bagaimana perbandingan antara modal asing dengan modal sediri pada perusahaan ?
2. Bagaimana tingkat rentabilitas ekonomi pada perusahaan ?
3. Bagaimana pengaruh modal asing terhadap rentabilitas modal sendiri pada perusahaan ?


Melihat permasalahan yang mungkin terjadi di perusahaan apabila di jabarkan sangat luas, maka penulis memilih dan membatasi permasalahan yang ada diperusahaan yaitu mengenai modal asing ( Hutang jangka panjang ) pengaruhnya terhadap tingkat rentabilitas modal sendri.

C. Definisi Variable

Untuk lebih memperjelas permasalahan yang akan diteliti, penulis akan menguraikan varibel-varaible yang dianggap perlu.
Variabel dalam skripsi ini dibedakan menjadi dua yaitu, variabel X dan varibel Y atau variabel yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi. Yang menjadi variabel X adalah Modal Asing dan variabel Y adalah Rentabilitas Modal Sendiri.
Dari variable yang disebutkan di atas dapat dijbarkan sebagai berikut

1. Modal Asing
Modal asing adalah modal yang digunakan perusahaan untuk membiayai operasional kegiatan usaha suatu perusahaan.
Menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto dalam bukunya “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”
“ Modal Asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja dalam perusahaan dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan hutang yang pada saatnya harus dibayar kembali “( 2001:227

Sedangkan menurut Drs. Harnanto, M, Soc, Sc dalam bukunya “ Analisa Laporan Keuangan “
“ Modal asing adalah modal yang berasal dari kreditur” ( Harnanto 1997:301

2. Rentabilitas modal sendiri
Menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan rentabilitas modal sendiri adalah ;
“ Perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di pihak lain. Atau dengan kata lain kemampuan perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalam perusahaan untuk menghasilkan keuntungan “. ( Bambang Riyanto 2001: 44 )
Sedangkan menurut Drs. S. Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan mengatakan bahwa rentabilitas modal sendiri adalah ;
“ Perbandingan antara laba antara laba yang tersedia bagi pemilik perusahaan dengan jumlah modal sendiri yang dimasukan oleh pemilik perusahaan tersebut “ ( Munawir 1979 : 33 )

Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa rentabilitas modal sendiri merupakan perbandingan laba yang dihasilkan pada periode tertentu dengan jumlah modal sendiri yang digunakan untuk merealisasikan laba tersebut.

D. Kerangka Pemikiran

Mengikutsertakan hutang ( modal asing ) dalam struktur permodalan suatu perusahaan. menurut Drs. Harnanto, M.Soc.Sc., akan berpengaruh terhadap modal sendiri sebagai berikut :
- Pengaruh yang bersifat positif
- Pengaruh yang bersifat negatif dan
- Pengaruh yang bersifat netral
Pengaruh yang bersifat positif apabila rentabilitas modal sendiri lebih besar dibandingkan dengan rentabilitas modal sendiri, ini berarti pendaatan (
rentabilitas ) yang dihasilkan dari modal / dana yang berasal dari hutang lebih besar dari biaya bunga atas hutang sehingga selisih pendapatan di atas biaya bunga tersebut merupakan kontribusi terhadap pemilik perusahaan ( menambah pendapatan yang dihasilkan dari modal sendiri ). Sedangkan pengaruh yang bersifat negatif apabila rentabilitas modal sendiri lebih kecil dari rentabilitas ekonominya. Ini berarti pendapatan ( rentabilitas ) yang dihasilkan dari modal / dana yang berasal dari hutang lebih kecil dari biaya bunga atas hutang, sehingga untuk membayar biaya bunga atas hutang tidak cukup ditutup oleh pendapatan yang dihasilkan dari pendayagunaannya, tetapi kekurangannya harus ditutup dari pendapatan yang dihasilkan dari modal yang berasal dari pemilik perusahaan ( modal sendiri ). Pengaruh yang bersifat netral apabila rentabilitas modal sendiri sama dengan rentabilitas ekonomisnya, ini berarti pendapatan yang dihasilkan dari dana

modal yang berasal dari hutang sama dengan biaya bunga atas hutang sehingga pendapatan yang dihasilkan dari dana yang berasal dari hutang tersebut hanya cukup untuk mebayar biaya bunga atas hutang.
Istilah positif negatif dan netral menurut Drs. Harnanto, M, Soc, Sc pada umunya dinyatakan dalam suatu Angka Indeks yang disebut dengan Financial Leverage Indek dengan pengerttian sebagai berikut :
1. Apabila indeks lebih dari 1,00, berarti pengaruh modal asing terhadap modal sendiri bersifat positif ( naik )
2. Apabila indeks kurang dari 1,00, berarti pengaruh modal asing terhadap modal sendiri bersifat negatif ( turun )
3. Apabila indeks sama dengan 1,00, berarti pengaruh modal asing terhadap modal sendiri bersifat netral ( tetap )


Adapun Financial Leverage Indeks dapat dicari dengan rumus :
ROEq
FLI = --------
ROTA

Dimana :
Fli = Financial leverage indeks
ROEq = Rentabilitas modal sendiri
ROTA = Rentabilitas ekonomi
Dan rentabilitas modal sendiri dapat dicari dengan rumus :
LB setelah BMA
ROEq = ----------------------- x 100 % atau
Modal Sendiri
LB
ROEq = ------ x 100 %
MS

E. Asumsi/Anggapan dasar
Asumsi / Anggapan dasar menurut Prof. Winaro Surakmad M,Sc. Ed adalah ;
“Asumsi/anggapan dasar atau postulat sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik.” ( Winaro Surakmad 1997:97 )

Sedangkan menurut Prof. Dr. Suharsini Arikunto

“ Asumsi/anggapan,postulat dasar adalah “ asumsi / anggapan daar, postulat harus didasarkan atas kebenaran yang telah diyakini oleh peneliti. “ ( Suharsini Arikunto1997:62 )

Berdasarkan kedua pengertian di atas penulis mengajukan asumsi/anggapan dasar dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Hutang atau modal asing merupakan sumber sumber dana bagi
perusahaan.
2. Bagi para pemiliki perusahaan adanya hutang dalam perusahaan merupakan pula suatu resiko
tersendiri terhadap kemungkinan rugi yang dihadapi dari dana yang mereka tanamkan ( modal sendiri ) tetapi resiko itu juga diimbangi dengan adanya harapan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi ( rentabilitas ) seabagai akibat dari penggunaan mdal asing ( hutang ) untuk menunjang permodalan perusahaan ( rentabilitas modal sendiri )
3. Biaya bunga atas hutang yang bersifat tetap. Oleh karena itu apabila rentabilitas yang dihasilkan dari pendayagunaan modal yang bersal dari hutang ( rentabilitas sekonomi ) lebih besar dari
biaya bunga atas hutang maka sisa atau selisihnya merupakan hak pemilik perusahaan sehingga menaikan ( Positip ) tingkat rentabilitas modal sendiri, tetapi sebaliknya apabila rentabilitas yang dihasilkan dari pendayagunaan modal yang bersal dari hutang ( rentabilitas sekonomi ) lebih kecil dari biaya bunga atas modal sehinga akan menurunkan ( negatif ) tingkat rentabilitas modal sendiri.

F. Hipotesis
Hipotesis menurut Prof. Dr. Suharsini Arikunto adalah;

“ sebagai suatu jawaban yang bersipat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. “Suharsini Arikunto 1997:67 )

Berdasarkan pengertian diatas penulis mengajukan hipotesis atas permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut :
Modal asing dapat berpengaruh terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri.

G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui berapa jumlah modal yang bersumber dari modal asing ( hutanng ) pada perusahaan.
2. Untuk mengetahui berapa tingkat rentabilitas ekonomi pada perusahaan.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri pada perusahaan.

. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis untuk meningkatkan kemampuan dalam menganalisa struktur permodalan serta pengaruhnya terhadap stabilitas financial satu perusahaan dan menerapkannya dilapangan.
2. Bagi masyarakat ilmiah yang berkepntingan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dan perbendaharaan ilmu pengetahuan.
3. Dengan diketahuinya pengaruh modal asing terhadap rentabilitas modal sendiri dalam struktur permodalan maka dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam penggunaan modal terutama modal asing.

BAB II
LANDASAN TEORI


A. Modal Asing
1. Pengertian Modal Asing
Semakin luasnya bidang usaha suatu perusahaan, akan menuntut besarnya dana yang dibutuhkan perusahaan tersebut. Pada saat dana yang berasal dari pemilik perusahaan sudah tidak bisa membiayai seluruh kegiatan operasional perusahaan, maka diperlukan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan. Dana tersebut dapat diperoleh melalui pinjaman kepada pihak lain ( kreditur ) yang selanjutnya di sebut dengan hutang atau modal asing.
Menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto dalam bukunya “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan” modal asing adalah ;
“Modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja dalam perusahaan dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan hutang yang pada saatnya harus ibayarkembali “. ( B ambang Riyanto 2001:227 )

Sedangkan menurut Drs. Harnanto, M, Soc, Sc dalam bukunya “ Analisa Laporan Keuangan “
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modal asing / hutang adalah sumber dana yang berasal dari luar perusahaan ( Kreditur ) yang harus dibayar kembali tepat pada waktunya disertai dengan bunganya sesuai dengan kontrak perjanjian


2. Jenis-Jenis Modal Asing/Hutang
Modal asing pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua berdasarkan jangka waktu pembayarannya, yaitu modal asing / hutang jangka pendek dan modal asing / hutang jangka panjang. Tetapi banyak penulis dalam bidang permodalan menggolongkan modal asing / hutang menjadi tiga jenis yaitu modal asing / hutang jangka pendek, modal asing / hutang jangka menengah dan modal asing/ hutang jangka panjang.
a. Modal asing / hutang jangka pendek ( short – term debt )
Modal asing / hutang jangka pendek adalah hutang yang jangka waktu pembayarannya kurang dari 1 tahun, sedangkan modal asing / hutang jangka menengah adalah hutang yang jangka waktu pembayarannya lebih dari 1 tahun tetapi kurang dari 10 tahun dan modal asing / hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka waktu pembayarannya lebih dari 10 tahun.
Sebagian besar dari hutang jangka pendek adalah kredit perdagangan yaitu kredit yang diperlukan
Menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto pada umumnya yang termasuk ke dalam modal asing / hutang jangka pendek ini adalah :
1. Rekening Koran yaitu kredit yang diberikan bank kepada perusahaan dengan batas flat fond tertentu dimana perusahaan mengambilnya tidak sekaligus tetapi sebagian sesuai dengan kebutuhan dan bunganya dibayar hanya untuk jumlah yang telah diambilnya, meskipun perusahaan meminjamnya lebih dari jumlah tersebut.
2. Kredit dari penjual yaitu kredit dari perniagaan, kredit ini terjadi apabila penjualan dilakukan dengan kredit.
3. Kredit dari pembeli yaitu kredit yang diberikan oleh perusahaan sebagai pembeli kepada pemasok dari bahan mentahnnya atau barang dagangan lainnya. Disini pembeli membayar harga barang yang dibelinya terlebih dahulu dan setelah beberapa waktu baru barangnya dapat diterima.
4. Kredit wesel yaitu apabila suatu perusahaan mengeluarkan surat hutang yang berisikan kesanggupan untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak tertentu dan pada saat tertentu dan setelah surat tersebut di tandatangani surat tersebut dapat dijual diuangkan pada bank. ( Bambang Riyanto 2001:232 )

b. Modal asing/utang jangka menengah ( intermediate-term debt )
Modal asing/utang jangka menengah ( intermediate-term debt ) adalah hutang yang jangka waktu pembayarannya lebih dari satu tahun tetapi kurang 10 tahun. Yang termasuk ke dalam jenis modal asing/ hutang ini adalah :
1. Tearm loan adalah kredit usaha dengan umur lebih dari 1 tahun dan kurang dari 10 tahun
2. Leasing adalah suatu alat atau cara untuk mendapatkan “ service “ dari suatu aktiva tetap yang pada dasarnya sama dengan kalau kita menjual obligasi untuk mendapatkan
service dan hak milik atas aktiva tersebut bedanya pada leasing tidak disertai dengan hak milik.


c. Modal asing / hutang jangka panjang ( Long-term debt )
Modal asing / hutang jangka panjang adalah utang yang jangka waktu pembayaran panjang. Umumnya lebih dari 10 tahun
Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan ( ekspansi ) atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah besar.

Menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto yang termasuk ke dalam jenis hutang ini adalah :
1. Pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka waktu panjang, dimana debitur mengeluarkan surat pengakuan utang yang mempunyai nominal tertentu.


2. Pinjaman Hipotik adalah pinjaman jangka panjang dimana pemberi uang ( kreditur )diberi hak hipotik terhadap suatu barang yang tidak bergerak agar apabila pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya maka barang tersebut bisa dijual untuk menutupi utangnya.
( Bambang Riyanto 2001:238 )

3. Karakteristik modal asing
Keputusan untuk menggunakan sumber modal yang berasal dari luar perusahaan ( modal asing / hutang ) bagi perusahaan harus berdasarkan pada pertimbangan baik yang bersipat kualitatif atau kuantitatif.
3 ( tiga ) unsur penting dalam mempertimbangkan penggunaan modal asing menurut Drs. Harnanto, M, Soc, Sc adalah :

1. Sifat keharusan untuk membayar balas jasa atas penggunaan modal kepada pihak yang menyediakan dana tersebut, atau sipat keharusan membyar biaya modal.
2. sampai seberapa jauh kewenangan dan campur tangan pihak penyedia dana itu dalam pengelolaan usaha.
3. resiko yang dihadapi perusahaan
( Harnanto, M 1979 : 306 )
Karakteristik modal asing dapat dilihat dari ketiga asek tersebut adalah sebagi berikut :
Karakteristik Akibat dari karakteristik
Keharusan membayar balas jasa ( biaya modal )
Perusahaan menjadi terikat atau mengingkatkan diri untuk membayar bunga yang bersipat tetap, menurut jontrak atau perjanjian.

Kewenangan untuk ikut campur tangan di dalam manajemen perusahaan Terbuka kemungkinan bagi para kreditur mengambil alih kendali manajemen di dalam perusahaan, apabila perusahaan gagal memenuhi kewajibannya
Resiko yang dihadapi perusahaan Gambaran/bayangan akan ketidakmampuan untuk membayar kembali hutang kepada kreditur, merupakan resiko yang mengamcam kelangsungan hidup perusahaan

B. Rentabilitas
1. Pengertian Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut, baik itu modal sendiri ataupun modal asing / hutang )

Rentabilitas merupakan kriteria penilaian yang secara luas digunakan dan dianggap paling valid untuk dipakai sebagai alat pengukur tentang hasil pelaksanaan operasi perusahaan. Rentabilitas mempunyai ciri-ciri sebagai berikut seperti yang dikemukakan oleh Harananto ( 1991:352 )
1. Rentabilitas merupakan alat pembanding, pada berbagai alternatif investasi atau penanaman modal ( yang sudah barang tentu ) sesuai dengan tingkat resikonya masing-masing, secara umum dapat dikatakan semakin besar resiko suatu penanaman investasi dituntut rentabilitas yang semakin tinggi pula, demikian juga sebaliknya.
2. Rentabilitas mampu menggambarkan tingkat laba yang dihasilkan menurut jumlah yang ditanamkan investasinya, karena rentabilitas dinyatakan dalam rangka relatif ( persentase )
Menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Rentabilitas adalah :
“ Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, dan umumnya dirumuskan sebagai berikut : dimana L adalah jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu dan M adalah modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.” ( Bambang Riyanto 2001:35 )
Lebih lanjut lagi menurut Drs. S. Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan, mengatakan rentabilitas adalah ;
“ Rentabilitas / Propitabilitas adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.” ( S. Munawir : 1991:33 )

Dari dua pengertian di atas dapat dikatakan bahwa rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada periode tertentu dengan membandingkan laba yang dihasilkan dengan aktiva / passiva / modal yang digunakan untuk merealisasikan laba tersebut.
Rentabilitas perusahaan dapat diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, sehingga dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui. Rentabilitas umumnya dirumuskan sebagai berikut
Laba
Rentabilitas = --------- x 100 %
Modal

Ada dua cara penilaian rentabilitas yaitu rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri dan masing-masing rentabilitas tersebut akan di bahas di bawah ini.

2. Pengertian Rentabilitas Ekonomi
Struktur permodalan suatu perusahaan dapat di bagi menjadi dua yaitu modal sendiri dan modal asing / hutang, sehubungan dengan adanya
dua jenis sumber permodalan tersebut, maka rentabilitas suatu perusahaan dapat dihitung dengan dua cara, yaitu pertama membandingkan antara laba usaha dengan seluruh modal yang digunakan ( modal sendiri dan modal asing / hutang ) yang disebut dengan rentabilitas ekonomi. Sedangkan yang ke dua dengan membandingkan laba usaha dengan modal yang berasal dari pemilik perusahaan atau yang disebut dengan rentabilitas modal sendiri.
Pada bagian ini penulis akan memfokuskan bahasan pada pengertian rentabilitas ekonomi sendangkan pengertian rentabilitas modal sendiri akan dibahas pada bagian selanjutnya.
Menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan mengatakan rentabilitas ekonomi adalah ;
“ Perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam prosentase. “ ( Bambang Riyanto 2001:36 )

Lebih lanjut Prof. Dr. Bambang Riyanto mengatakan bahwa ;
“ Modal yang diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja di dalam perusahaan. Dengan demikian modal yang ditanamkan di perusahaan lain tidak diperhitungkan. “( Bambang Riyanto 2001:36 )

Demikian juga dengan laba yang diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas modal ekonomi hanya laba yang berasal dari operasi perusahaan.Dengan demikian laba yang dihasilkan dari usaha-usaha di luar perusahaan atau dari efek ( misalnya deviden, coupon ) tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi.
Kemudian Drs. Harananto M, Soc, Sc dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan mengatakan bahwa;
“ Laba dalam perhitungan rentabilitas ekonomi atau return on total asset adalah laba sebelum biaya bunga ( atas modal asing / hutang ) sehingga rumus perhitungan rentabilitas ekonomi adalah :

LB sebelum BMA
ROTA = -------------------------- x 100 % Total Aktiva

( Harnanto 1979:361 )

Tidak diperhitungkannya bunga modal asing ( BMA ) sebagai pengurang pendapatan di dalam menentukan laba ( dalam kaitannya dengan investasi sebagai total akitva lebih lanjut Drs. Harnanto , M, Soc, Sc. mengatakan karena bunga yang dibayarkan kepada kreditur ( pemilik modal asing ) sifatnya balas jasa yang diberikan perusahaan kepada pihak yang menanamkan dananya dalam perusahaan.
Contoh : Dari hasil analisa terhadap Laporan Keuagan diperoleh data sebagai berikut :
Modal Asing Rp 100.000,00
Modal sendiri Rp 150.000,00
-----------------
Jumlah Modal Rp 250.000,00

Laba Rp 40.000,00
Bunga 10 % Rp 10.000,00
-----------------
Laba sebelum pajak RP 30.000,00
Pajak 40 % Rp 12.000,00
-----------------
Laba setelah pajak Rp 18.000,00

Dari data di atas dapat dihitung rentabilitas ekonominya sebagai berikut : = 12 %

3. Pengertian Rentabilitas Modal Sendiri
Sama halnya dengan rentabilitas ekonomi, rentabilitas modal sendiri juga sebagai salah satu dari perhitungan rentabilitas perusahaan yang lebih menitikberatkan pada modal yang berasal dari pemilik perusahaan sebagai basis perbandingannya
Menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan mengatakan rentabilitas modal sendiri adalah ;
“ Kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan” ( Bambang Riyanto 2001:45 )

Sedangkan menurut Drs. S. Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan mengatakan bahwa rentabilitas modal sendiri adalah ;
“ Perbandingan antara laba yang tersedia bagi pemilik perusahaan dengan jumlah modal sendiri yang dimasukan oleh pemilik perusahaan tersebut.” ( Munawir 1979 : 33
Contoh : Dari contoh di atas, maka rentabilitas modal sendiri dapat dihiitung sebagai berikut : = 12 %
4. Pengertian Modal Sendiri
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian latar belakang masalah, bahwa struktur permodalan suatu perusahaan dibentuk dari modal yang bersumber dari pemilik perusahaan atau modal sendiri dan modal yang bersumber dari kreditur atau modal asing/hutang, maka pada bagian ini penulis akan memfokuskan bahasan pada pengertian modal sendiri, karena pengertian modal asing sudah di bahas pada bagian pertama.
Pada umumnya pengertian modal sendiri menurut beberapa ahli pada intinya sama, hanya perbedaannya terletak pada penempatan kata yang membentuk kalimat dari pengertian tersebut.
Pengertian modal sendiri menurut Drs. Haranato, M, Soc, Sc dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan mengatakan modal sendiri adalah ;
“ Modal yang berasal dari pemilik perusahaan “ ( Harananto 1991:301)

Sedangkan menurut Prof Dr. Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan mengatakan modal sendiri adalah ;
“ Modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tida tkentu lamanya ( Bambang Riyanto 2001:24

Dari beberapa pengertian di atas pada intinya menyatakan bahwa modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan.
5. Jenis-Jenis Modal Sendiri
Modal sendiri selain berasal dari luar perusahaan, modal sendiri juga berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, yaitu modal yang dihasilkan atau dibentuk sendiri di dalam perusahaan.
Modal yang bersumber dari dalam perusahaan ( intern ) dalam bentuknya berupa keuntungan yang dihasilkan perusahaan, sedangkan modal yang berasal dari luar ( ektern ) adalah modal dari pemilik perusahaan.
Modal yang berasal dari pemilik perusahaan adalah berbagai macam bentuknya tergantung dari bentuk hukum dari masing-masing perusahaan yang bersangkutan. Dalam PT. modal yang berasal dari pemilik perusahaan berupa modal saham, pada Firma modal yang berasal dari
pemilik perusahaan berupa modal dari anggota Firma, pada CV modal yang berasal dari pemilik perusahaan berupa modal dari anggota aktif dan pasif dan pada koperasi modal yang berasal dari pemilik perusahaan dapat berupa simpanan pokok dan simpanan wajib anggotanya


6. Karakteristik modal sendiri
Arti pentingya struktur pemodalan terutama di sebabkan oleh perbedaan karakteristik diantara tiap-tiap sumber modal/jenis permodalan tersebut. Perbedaan karakteristik tersebut secara umumnya mempunyai akibat atau pengaruh terhadap dua aspek penting di dalam kehidupan setiap perusahaan yaitu :
1. Terhadap kemampuan untuk menghasilkan keuntungan/laba
2. Terhadap kemampuan kemampuan untuk membayar kembali hutang-hutang / kewajiban-kewajiban jangka panjangnya.
Adapun karakteristik dari modal sendiri antara lain :
1. Tidak ada jaminan atau keharusan untuk pembayaran kembali dalam setiap keadaan
2. Tidak ada kepastian tentang jangka waktu pembayaran kembali modal yang di setor.
Modal sendiri yang bersifat permanen akan tetap tertanam dalam perusahaan dan dapat diperhitungkan setiap saat untuk memelihara kelangsungan hidup dan melindungi perusahaan dari resiko kebangkrutan.

C. Pengaruh Modal Asing terhadap Tingkat Rentabilitas
Modal Sendiri.


1. Financial Liverage Indek

Financial Liverage Indek meruapakan indikator untuk melihat sejauh mana pengaruh atau akibat dari penggunaan modal asing atau pinjaman terhadap hasil usaha perusahaan
Apabila rentabilitas modal sendiri lebih besar daripada rentabilitas ekonomi, maka FLI bersifat positif ( > 1,00 ). Dalam keadaan demikian berarti rentabilitas yang dihasilkan dari modal asing lebih besar dari biaya modal atau bunganya, sehingga selisihnya menjadi hak para pemilik perusahaan ( meningkatkan rentabilitas modal sendiri )
Apabila rentabilitas modal sendiri lebih kecil daripada rentabilitas ekonomi, maka FLI bersifat negatif ( < style=""> RMS
FLI = --------
RE

Dimana FLI = Financial Liverage Indek
RMS = Rentabilitas modal sendiri
RE = Rentabilitas ekonom
Contoh : dengan berdasar pada contoh di atas, dimana struktur permodalannya 40 % modal asing dan 60 % modal sendiri, maka pengaruh modal asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri

4. Rentabilitas Ekonomi
( Return Total Asset )
Bunga atas hutang
Rentabilitas modal sendiri
( Return On Equity Capital )
Financial Leverage Indek

Dalam keadaan tingkat rentabilitas ekonomi ( 12 % ) lebih besar dari biaya bunga atas modal asing ( 10 % ) maka rentabilitas modal sendiri yang asalnya 12 % ( Rp 18 000 / Rp 150.000,00 x 100% ) naik menjadi 13,33 %. Hal ini terjadi karena ada sisa pendapatan dari dana yang berasal dari modal asing sebear 2 % ( Rp 2.000 / 100.000,00 x 10 % atau 12 % - 10 % ) yang menjadi hak para pemilik perusahaan, sehingga menaikan rentabilitas modal sendiri sebesar 1,33 % ( Rp 2.000 / Rp 150.000,00 x 100 % ) menjadi 13,33 % ( 12 % + 1,33 % ).
Dengan demikian Financial Liverage Indek menjadi 1,11% ( 13,33 % / 12 % ) yang menyatakan bahwa pengaruh dari modal asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri bersifat positif, karena indek liveragenya lebih dari 1,00

``

.

BAB III
METODA PENELITIAN

A. Metoda Penelitian.
Metoda penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, dengan metoda penelitian akan memberikan gambaran tentang bagaimana tahapan-tahapan penelitian dilakukan, sehingga masalah yang akan diteliti dapat dipecahkan secara sistematis sesuai dengan tujuan penelitian.
Metoda yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah Metoda Deskriptif, yaitu suatu metoda penelitian yang memberikan gambaran dan uraian tentang masalah yang terjadi pada masa sekarang dan masalah aktual yang disusun, dijelaskan kemudian dianalisis sehingga dapat ditarik kesimpulan dan diprediksi untuk masa yang akan datang.
Winarno Surahmad mengemukakan ciri-ciri metoda deskriptif sebagai berikut “
1. Memusatkankan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan masalah yang aktual.
2. Data yang terkumpul mula-mula disusun dijelaskan kemudian dianalisis oleh sebab itu disebut metoda analisis “ ( Winarno Surahmad 1997:442 )

B. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek darimana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan teknik
27
28
wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data di sebut responden, yaitu orang yang merespon atau orang yang menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti baik lisan atau tertulis. Apabila penulis menggunakan teknik observasi maka sumber datanya dapat berupa benda, gerak atau proses. Apabila penulis teknik dokumenter/dokumentasi maka sumber datanya dapat berupa dokumen atau catatan yang isi catatannya subjek penelitian atau variabel penelitian.
Menurut Prof. Dr. Arikunto Suharsini sumber data dapat di klasifikasikan menjadi 3 ( tiga ) dengan huruf p kepanjangan dari bahasa inggris, yaitu :
1. P = Person, sumber data berupa orang
2. P = Place, sumber data berupa tempat
3. P = Paper, sumber data berupa simbol

Keterangan singkat untuk ketiga P di atas adalah :
Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket/pertanyaan
Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergetak
Diam, misalnya ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna dan lain-lain.
Bergerak, Misalnya aktivitas, kinerja, laju kendaraan, ritme, nyanyian, gerak tari, sajian sinetron, kegiatan belajar-mengajar dan lain-lain
Keduanya merupakan objek untuk penggunaan metoda observasi
Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar atau simbol lain
( Arikunto Suharsini, 1997 : 114 )
Bedasarkan pengertian di atas, sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut :

1. Pimpinan perusahaan dan bagian terkait terhadap penelitian.
2. Buku-buku, makalah, jurnal dan lain-lain sebagai riteratur.
3. Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Perubahan modal dan cacatan keuangan lainnya.

C. Populasi dan sampel
Populasi
Populasi menurut Prof. Dr. Suharsini Arikunto ( 1992:115 ) “ adalah keseluruhan subjek penelitian”.Sedangkan populasi menurut Sujana ( 1992:161 ) adalah “ Totalitas semua nilai yang kemungkinan hasil menghitung ataupun pengkukuran kuantitaif maupun kualitatif, karakteristik tertentu semua angota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajarisifat-sifatnya dinamakan populasi “.( Sujana 1992:161 )Dari beberapa pengertian di atas maka populasi pada penelitian ini adalah catatan Laporan Keuangan berupa Neraca dan Laporan Rugi Laba serta catatan keuangan lainnya. Sampel
Sampel menurut Prof. Dr. Suharsini Arikunto ( 1997:117 ) adalah “ wakil yang diteliti.Sedangkan menurut Sujana ( 1994:161 ) …… “ adapun sebagian yang diambil dari populasi adalah sampel”.
Sampel yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Neraca dan Laporan Rugi Laba Perusahaan serta catatan keuangan lainya dari periode 2002 sampai dengan 2004

D. Teknik pengumpulan data
Dalam proses pengumpulan data sebagai objek yang akan teliti penulis menggunakan studi sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
Studi ini digunakan untuk memperoleh teori-teori yang mendukung terhadap masalah yang akan diteliti sebagai literatur.
2. Studi Lapangan
Studi ini dilakukan dengan cara langsung kelapangan melakukan pengamatan terhadap objek yang akan diteliti, dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Wawancara
Tanya jawab secara langsung dengan pimpinan perusahaan serta pihak yang terkait, dalam hal ini bagian akuntansi
b. Dokumenter
Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data-data tertulis berupa laporan keuangan yang terdiri neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan modal dan catatan keuangan lainnya.


E. Teknik Pengolahan data
Dalam proses pengolahan data, penulis menggunakan analisa ratio yaitu suatu metoda analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau rugi / laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Kemudian hubungan dari berbagai pos-pos tersebut dijadikan dasar dalam menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.
Tujuan utama dari setiap penganalisa pada umumnya, menurut Munawir adalah untuk mengetahui tingkat rentabilitas, solvabilitas, dan likwiditas dari perusahaan yang bersangkutan, oleh karena itu angka-angka ratio pada dasarnya digolongkan menjadi tiga antara lain : ratio-ratio likwiditas, ratio-ratio solvabilitas dan ratio-ratio rentabilitas serta ratio-ratio lainnya sesuai dengan kebutuhan penganalisa misalnya ratio liverage.
Sesuai dengan permsalahan yang penulis teliti yaitu mengenai pengaruh modal asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri, maka penlis menggunakan ratio-ratio sebagai berikut :
1. Ratio Liverage Keuangan yaitu perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri
Total Hutang
---------------- x 100 %
Total Aktiva

2. Ratio Return On Total Asset ( Rentabilitas Ekonomi )
LB + BMA x ( 1 – TP )
----------------------------- x 100 %
Total aktiva
3. Ratio Return On Equity Capital ( Rentabilitas modal Sendiri )
Net Icome
------------------- x 100 %
Modal sendir 4. Ratio Liverage Indek ( Pengaruh modal asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri
ROEq
--------- x 100 %
ROTA5. Ratio Time Interest Earned ( Kemampuan membayar bunga
Ebit
------------
Beban bunga

Ebit ( Laba sebelum biaya bungadan pajak )

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Koperasi


1. Sejarah singkat berdirinya Koperasi Mitra Binangkit Kabupaten Sukabumi

Secara nasional koperasi lahir dari suatu ide atau cita-cita yang tumbuh dan berkembang dari suatu tujuan yang sama, yaitu keinginan terwujudnya kehidupan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Berangkat dari hal tersebut di atas, maka pada tahun 1960 berdirilah koperasi yang beranggotakan sebagaian besar para guru di wilayah Nyalindung Kabupaten Sukabumi dengan nama Koperasi Mitra Binangkit. Koperasi ini merupakan wadah bagi para guru yang ada di wilayah Nyalindung dalam meningkatkan kesejahtraan guru pada khususnya dan masyarakat pada umumnya melalui usaha bersama yang berazaskan kekeluargaan, selain sebagai wadah usaha bersama para guru koperasi ini juga merupakan wadah silatuhrahmi antara sesama guru yang ada di wilayah Nyalindung.
Untuk pertama kalinya koperasi ini merupakan koperasi unit simpan pinjam ( USP ), namun seiring dengan bertambahnya jumlah anggota maka koperasi ini mulai menjalankan kebijakan ekspansi usaha, kebijakan ekspansi usaha ini dilakukan dalam bentuk penambahan unit usaha yang
meliputi unit pertokoan, unit penyertaan modal dan unit usaha lain. Pada tahun 1998 tepatnya tanggal 18 Juni 1998 Koperasi Mitra Binangkit resmi berbadan hukum dengan nomor : 4885/BH/PAD/KWK 10/VI/-1998
Dalam perkembangannya koperasi ini berjalan tanpa hambatan yang begitu berarti, sehinga dari tahun ke tahun jumlah anggota serta permodalannya meningkat, sehinga sedikit demi sedikit kesejahetraan anggota koperasi pada umumnya mulai berubah ke arah yang lebih baik.

2. Struktur Organisasi Koperasi Mitra Binangkit
Suatu organisasi bagaimanapun bentuk dan kegiatannya, perlu adanya susunan kepengurusan dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Susunan kepengurusan tersebut bisa dalam bentuk struktur organisasi, sehingga dengan struktur organisasi tersebut memudahkan kita dalam pelekasanaan tugas dan wewenang serta tangung jawab suatu pekerjaan/tugas.
Struktur organisasi Koperasi Mitra Binangkit dapat di lihat pada gambar 1.
Sebagai suatu organisasi yang berbadan hukum, Koperasi Mitra Binangkit mempunyai kelengkapan organisasi sebagai berikut :
1. Rapat Anggota Tahunan ( RAT ) adalah rapat tahunan anggota koperasi Mitra Binangkit yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali.
2. Dewan Pengurus adalah mandataris RAT yang berfungsi menjalankan dan memimpin kegiatan usaha koperasi Mitra Binangkit Nyalindung
3. Dewan pemeriksa adalah perwakilan RAT yang berfungsi untuk mengawasi dan memeriksa jalannya kegiatan usaha koperasi Mitra Binangkit Nyalindung.
4. Anggota adalah orang-orang yang menjadi anggota dari koperasi Mitra Binangkit Nyalindung.
Pembagian tugas dan wewenang Koperasi Mitra binangkit Nyalindung
1. Ketua, mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Penanggung jawab keluar umum dan ke dalam
b. Mengendalikan anggaran belanja
c. Memeriksa penerimaan/pengeluaran keuangan tiap anggota
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan dalam RAT
2. Sekretaris, mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan administrasi umum
b. Pengumpulan dan pengolahan data statistik dan melaksanakan laporan-laporan rutin ( bulanan, triwulan dan tahunan )
c. Mengadministrasikan penagihan piutang
d. Pengadministrasian usaha bidang perkreditan
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan dalam RAT
f. Mempersiapkan surat tagihan kepada anggota


3. Bendahara, mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang
b. Mengelola administrasi uang
c. Melaporkan realisasi angaran tiap bulan
d. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan dalam RAT
4. Komisaris, mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Mengintensipkan pemasukan uang/piutang yang macet
b. Mengelola usaha simpan pinjamdan unit usaha lainnya
c. Menangani permohonan kredit
d. Memelihara invetaris kantor dan toko
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan dalam RAT
Dalam menjalankan kegiatan usahanya pengurus koperasi Mitra Binangkit mempunyai pelaksana kerja harian yaitu manager/ketua dan karyawannya.
Pembagian tugas dan wewenang pengawas Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung
Tugas dan wewenang Pengawas Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung :
1. Mengawasi semua kebijakan operasional pengurus yang meliputi bidang organisasi, usaha dan keuangan koperasi.
2. Memeriksa dan menilai pelaksanaan kegiatan organisasi, usaha dan keuangan serta mmeberikan pendapat dan saran perbaikan.
3. Memberikan, menilai ketetapan dan kebenaran catatan-catatan /buku organisasi, usaha dan administrasi keuangan, serta membandingkan dengan kenyataan yang ada pada keuangan ( Kas/Bank ) serta semua kekayaan koperasi
4. Bertanggung jawab atas kegiatan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan kepada pihak ketiga
5. Membuat laporan pemeriksaan secara tertulis dengan memberikan pendapat serta saran perbaikan dalam rangka menyajikan laporan pemeriksaan sebagai pertanggung jawabannya di dalam Rapat Anggota Tahunan

STRUKTUR ORGANISASI KOPERASI MITRA BINANGKIT NYALINDUNG

3. Kegiatan Usaha Koperasi Mitra Binangkit
Pada awal berdirinya koperasi Mitra Binangkit ini hanya bergerak pada satu unit usaha yaitu unit simpan pinjam ( USP ), tetapi seiring dengan bertambahnya jumlah anggota dan adanya kebijakan ekspansi usaha akhirnya melalui keputusan yang dihasilkan RAT koperasi ini menambah unit usaha lainnya yaitu Unit Pertokoan, Unit Penyertaan Modal, dan Unit Usaha lain yang meliputi sewa tempat dan penjualan barang komisi

B. Ratio Leverage Keuangan Koperasi Mitra Binangkit
Untuk mengetahui tingkat Ratio Leverage Keuangan yang dimiliki Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung pada periode 2002 s.d. 2004, dapat diperoleh dengan cara membandingkan total hutang/modal asing dengan total aktiva yang dimiliki Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung. Dengan demikian dapat diketahui seberapa besar pernanan hutang/modal asing yang digunakan Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung dalam mendanai kegiatan operasional koperasi.
Untuk lebih jelasnya di bawah ini disajikan Liverage Keuangan Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung periode 2002 s.d. 2004 sebagai berikut : Dari hasil analisa terhadap Neraca Akhir Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung di peroleh data sebagai berikut :

Tabel Liverage Keuangan
KOPERASI MITRA BINANGKIT
NYALINDUNG
Periode 2002/2004

Periode Total Hutang/
Modal Asing Total Aktiva/
Passiva Liverage Keuangan ( % )
( 2/3 )
1 2 3 4
2002 Rp 27.129.700,00 Rp 349.301.595,00 7,79 %
2003 Rp 27.805.580,00 Rp 377.418.998,00 7,37 %
2004 Rp 26.406.580,00 Rp 409.598.472,00 6,44 %

Tabel 1
Dari tabel di atas dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada periode 2002 kegiatan operasional Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung lebih besar didanai oleh dana yang berasal Modal Sendiri yaitu sebesar 92.21 % dan sisanya di danai dari dana yang berasal dari hutang atau modal asing yaitu sebesar 7,79 %.
2. Pada periode 2003 kegiatan operasional Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung masih sama dengan pada periode 2002 yaitu lebih besar didanai oleh dana yang berasal dari Modal Sendiri sebesar 92,63 % dan sisanya di danai dari dana yang berasal dari hutang atau modal asing yaitu sebesar 7,37 %
40
3. Sedangkan pada periode 2004 Modal Sendiri yang digunakan untuk mendanai kegiatan operasional Koperasi Mitra Binangkit lebih besar lagi dari pada periode-periode sebelumnya yaitu mencapai 93,56 % dan sisanya didanai dari dana yang berasal dari hutang/modal asing sebesar yaitu sebesar 6,44 %

C. Tingkat Rentabilitas Ekonomi dan Rentabilitas Modal sendiri Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung periode 2002 s.d. 2004.
Dari hasil analisa terhadap Neraca Akhir dan Laporan Rugi Laba Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung di peroleh data sebagai berikut :
Tabel Hasil Analisa
Neraca dan Rugi/Laba periode 2002 s.d. 2004
Koperasi Mitra Bingngkit Nyalindung

Deskripsi Periode 2002 Periode 2003 Periode 2004
Laba sebelum pajak
Pajak Pendapatan
Laba setelah Pajak Rp 21.192.337,00
Rp 2.119.234,00
Rp 19.073,103,00 Rp 23.006.156,00
Rp 2.300.616,00
Rp 20.705.540,00 Rp 28.991.300,00
Rp 4.336.695,00
Rp 24.574.605,00
Biaya Jasa Pinjaman Hutang / Modal Asing
( 3 % ) RP 813.891,00 Rp 834.167,00 Rp 792.197,00
Total aktiva/Passiva Rp 349.301.595,00 Rp 377.418.998,00 Rp 409.598.472,00
Total Modal Sendiri Rp 321.171.895,00 Rp 349.615.418,00 Rp 383.191.892,00
Untuk mengetahui tingkat Rentabilitas Eknomi suatu perusahaan dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Laba + BMA x ( 1-TP )
ROTA = ----------------------------- x 100 %
Total aktiva/Passiva

Sedangkan Rentabilitas Modal Sendiri dapat dicari dengan rumus sebagai beriikut :
Net Income
ROEq = ----------------------------- x 100 %
Modal Sendiri

Sehingga rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri dari masing-masing periode dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel Tingkat Rentabilitas Ekonomi
KOPERASI MITRA BINANGKIT
NYALINDUNG
Periode 2002 s.d. 2004

Periode Laba + Bunga dan pajak ( Ebit ) Total
Aktiva Rentabilitas
Ekonomi
( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) 2/3 %
2002 Rp 17.898.294,00 Rp 349.301.595,00 5,12 %
2003 Rp 19.385.736,30 Rp 377.418.998,00 5,14 %

Tabel 3


Tabel Tingkat Rentabilitas Modal Sendiri
KOPERASI MITRA BINANGKIT
NYALINDUNG
Periode 2002 s.d. 2004

Periode Net
Income Modal
Sendiri Rentabilitas
Modal Sendiri
( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) 2/3 %
2002 Rp 18.259,212,00 Rp 321.171.895,00 5,68 %
2003 Rp 19.871.373,00 Rp 349.615.418,00 5,68 %
2004 Rp 23.782.408,00 Rp 383.191.892,00 6,20 %

Tabel 4

Tabel Rekapitulasi RE dan RMS
KOPERASI MITRA BINANGKIT
NYALINDUNG
Periode 2002 s.d. 2004

Jenis Rentabilitas Periode 2002 Periode 2003 Periode 2004
Rentabilitas Ekonomi 5,12 % 5,14 % 5,20%
Rentabilitas Modal Sendiri 5,68% 5,68% 6,20 %

Tabel 5
Dari tabel diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Tingkat rentabilitas ekonomi Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung pada periode 2002 sebesar 5,12 %. Nilai ini menunjukan bahwa setiap rupiah dari hutang/modal asing yang digunakan dalam kegiatan operasional koperasi akan mendapatkan laba sebelum biaya jasa pinjaman sebesar Rp 5,12. Sedangkan pada periode 2003 tingkat rentabilitas ekonominya sebesar 5,14 %. Nilai ini menunjukan bahwa setiap rupiah dari hutang atau modal asing yang digunakan dalam kegiatan operasional koperasi akan mendapatkan laba sebelum biaya jasa pinjaman sebesar Rp 5,14. Dan pada periode 2004 tingkat rentabilitas ekonominya sebesar 5,41 %. Nilai ini menunjukan setiap rupiah dari hutang /modal asing yang digunakan dalam kegiatan operasional koperasi akan mendapatkan laba sebelum biaya jasa pinjaman sebesar Rp 5,41.
2. Tingkat rentabilitas modal sendiri Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung pada periode 2002 sebesar 5,68 %. Nilai ini menunjukan bahwa setiap rupiah dari modal sendiri yang digunakan untuk kegiatan operasional koperasi akan mendapat laba sebesar Rp 5,68. sedangkan pada periode 2003 tingkat rentabilitas modal sendiri koperasi sama dengan periode 2002 yaitu sebesar 5,68 %. Nilai ini menunjukan bahwa setiap rupiah dari modal sendiri yang digunakan dalam kegiatan operasional koperasi akan mendapatkan laba bersih sebesar Rp 5,68.
Dan pada periode 2004 tingkat rentabilitas modal sendiri koperasi mengalami kenaikan dari periode sebelumnya sebeasar 0,52 % dari periode 2002 dan periode 2003 yaitu sebesar 6,20 %. Nilai ini menunjukan setiap rupiah dari modal sendiri yang gunakan untuk kegiatan operasional koperasi akan mendapatkan laba bersih sebesar Rp 6,20
D. Pengaruh Hutang / Modal Asing terhadap Tingkat Rentabilitas Modal Sendiri pada Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh adanya hutang/modal asing pada struktur permodalan koperasi, dapat digunakan Ratio Financial Liverage Indek. Karena Financial Liverage Indek merupakan suatu indikator dari adanya kebijakan penanaman modal asing / hutang pada sturktur permodalan suatu perusahaan termasuk koperasi. Hasil dari Analisa Ratio Financial Liverage Indek akan mengakibatkan tiga kemungkinan yaitu :
1. Apabila Indek yang dihasilkan dari Ratio tersebut lebih besar dari 1,00 ( >1,00 ) maka pengaruh dari hutang atau modal asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri tersebut bersipat positif
2. Apabila Indek yang dihasilkan dari Ratio tersebut lebih kecil dari 1,00 ( <>

45
3. Apabila Indek yang dihasilkan dari Ratio tersebut sama dengan 1,00 ( = 1,00 ) maka hutang/modal asing tersebut tidak berpengaruh apa-aa terhadap tingkat rentabilitas modal sediri .
Ratio Financial Liverage Indek dapat di cari dengan rumus sebagai berikut :
RMS ( ROEq )
FLI = ----------------
RE ( ROTA )

Dari tabel di bawah ini akan terlihat bagaimana pengaruh dari hutang/modal asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri pada Koperasi Mitra Binangkit dari masing-masing Periode.
Tabel Pengaruh dari Hutang/Modal Asing terhadap Tingkat Rentabilitas Modal Sendiri
KOPERASI MITRA BINANGKIT
NAYLINDUNG
Periode 2002 s.d. 2004

Deskripsi Periode
2002 Periode 2003 Periode
2004
(1) Rentabilitas Ekonomi 5,12% 5,14 % 5,20%
(2) Biaya Jasa Pinjaman 3,00 % 3,00 % 3,00 %
(3) Sisa dari Biaya Jasa Pinj. 2,12 % 2,14% 2,20%
(4) Rentabilitas Modal Sendiri 5,85% 5,85% 6,35 %
(5) Financial Liverage Indek ( 4:1 ) 1,14 1,13 1,22

Tabel. 6
Dari tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada periode 2002 dimana tingkat rentabilitas ekonomi ( 5,12 % ) lebih besar dari biaya atas hutang / modal asing ( 3 % ) maka rentabilitas modal sendiri yang asalnya 5,68 % ( Rp 18.259.212,00 / Rp 321.171.895,00 x 100% ) naik menjadi 5,85 %. Hal ini terjadi karena ada sisa pendapatan dari dana yang berasal dari hutang/modal asing sebesar 2,12 % ( Rp 575.149,64,00 / Rp 27.129.700,00 x 100 % ) atau rentabilitas ekonomi dikurangi dengan prosentase bunga hutang/modal asing ( 5,12 % - 3,00 % ) yang menjadi hak Koperasi
Mitra Binangkit, sehingga menaikan rentabilitas modal sendiri sebesar 0,17 % ( Rp 575.149,64 / Rp 321.171.595,00 x 100 % ) menjadi 5,85 % ( 5,68 % + 0,17 % ).
2. Pada periode 2003 dimana tingkat rentabilitas ekonomi ( 5,14 % ) lebih besar dari biaya atas hutang / modal asing ( 3 % ) maka rentabilitas modal sendiri yang asalnya 5,68 % ( Rp 19.871.373,00 / Rp 349.615.418,00 x 100% ) naik menjadi 5,85 %. Hal ini terjadi karena ada sisa pendapatan dari dana yang berasal dari hutang/modal asing sebesar 2,14 % ( Rp 595.039,00 / Rp 27.805.580,00 x 100 % ) atau rentabilitas ekonomi dikurangi dengan prosentase bunga hutang/modal asing ( 5,14 % - 3,00 % ) yang menjadi hak Koperasi Mitra Binangkit, sehingga menaikan rentabilitas modal sendiri sebesar
0,17 % ( Rp 595.039,00/ Rp 349.615.418,00 x 100 % ) menjadi 5,85 % ( 5,68 % + 0,17 % ).
3. Pada periode 2004 dimana tingkat rentabilitas ekonomi ( 5,20 % ) lebih besar dari biaya bunga atas hutang / modal asing ( 3,00 % ) maka rentabilitas modal sendiri yang asalnya 6,20 % ( Rp 24.574.605,00 / Rp 383.191.872,00 x 100% ) naik menjadi 6,35 %.
Hal ini terjadi karena ada sisa pendapatan dari dana yang berasal dari hutang/modal asing sebesar 2,20 % ( Rp 580.945,16/Rp 26.406.580,00 x 100 % ) atau rentabilitas ekonomi dikurangi dengan prosentase bunga hutang/modal asing ( 5,20 % - 3,00 % ) yang menjadi hak Koperasi Mitra Binangkit, sehingga menaikan rentabilitas modal sendiri sebesar 0,15 % ( Rp 580.945,16/ Rp 383.191.892,00 x 100 % ) menjadi 6,35 % ( 6,20 % + 0,15 % ).
Dengan demikian jelas bahwa, dengan adanya hutang /modal asing pada struktur permodalan Koperasi Mitra Binangkit mempunyai pengaruh yang positip terhadap peningkatan rentabilitas modal sendiri, hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan rumus Financial Liverage Indek sebagai indikator untuk mengukur bagaimana pengaruh adanya hutang / modal asing pada suatu perusahaan. Pada Koperasi Mitra Binangkit Financial Liverage Indek dari masing-masing periode ( 2002, 2003, 2004 ) hasilnya mencapai lebih dari 1,00 yaitu sebesar 1,14 untuk periode 2002, 1,13 untuk periode 2003 dan 1,22 point untuk periode 2004.
Yang dimaksud positip dalam hal ini adalah bahwa sisa pendapatan dari penggunaan dana yang berasal dari hutang / modal asing setelah dikurangi dengan biaya bunga atas hutang / modal asing dapat menambah pendapatan dari penggunaan dana yang berasal dari modal sendiri. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut pada masing-masing periode.
Tabel Total Pendapatan
KOPERASI MITRA BINANGKIT NYALINDUNG
Periode 2002 s.d. 2004

Periode
Pendapatan
Dari MA
Biaya bunga
Atas MA Sisa Pendapatan
Dari MA
Pendapatan
Dari MS
Todal
Pendapatan
( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 5 ) / ( 2 – 3 ) ( 6 ) ( 7 ) / ( 6 + 5 )
2002 1.389.040,64 813.891,00 575.149,64 18.259.212,00 18.834.361,64
2003 1.429.206,81 834.167,00 595.039,81 19.871.373,00 20.466.412,80
2004 1.373.142,16 792.197,00 580.945,16 23.782.408,00 24.363.353,16

Tabel. 7
Catatan :
Bunga Hutang Modal Asing sebesar 3 % dari total hutang masing-masing period.

1. Ratio Times Interest Earned ( Kemapuan membayar bunga Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung )
Beban yang harus ditanggung oleh Koperasi sebagai akibat adanya dari pengunaan Hutang / Modal asing adalah beban bunga. Beban bunga ini adalah beban yang harus dibayar oleh Koperasi dalam keadaan bagaimanapun, baik dalam keadaan mendapatkan laba atau dalam keadaan rugi.
49
Kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atas hutang / modal asing dapat diukur dengan menggunakan Ratio Times Ineterest Earned yang dirumuskan sebagai berikut :
Ebit
TIE ( Time Ineterset Earned ) ---------------- ( x ) kali
Beban bunga

Untuk mengetahui kemampuan Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung dalam membayar bunga atas hutang./modal asing dapat dilihat dari tabel berikut :
Hasil analisa dari Laporan Rugi/Laba Koperasi Mitra Nyalindung periode 2002 s.d. 2004 diperoleh data sebagai berikut :

Tabel Hasil Analisa Laporan Rugi / Laba
KOPERASI MITRA BINANGKIT NYALINDUNG
Periode 2002 s.d. 2004

Periode Laba sblm bunga
Dan Pajak Bunga
3 %
2002 Rp 21.192.337,00 Rp 813.891,00
2003 Rp 23.006.156,00 Rp 834.167,00
2004 Rp 28.991.300,00 Rp 792.197,00

Tabel. 8

50
Tabel Ratio Time Inerest Earned
KOPERASI MITRA BINANGKIT
NYALINDUNG
Periode 2002 s.d. 2004

Periode Ebit Bunga TIE
( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) 2/3
2002 Rp 21.192.337,00 Rp 813.891,00 26,03 x
2003 Rp 23.006.156,00 Rp 834.167,00 27,58 x
2004 Rp 28.991.300,00 Rp 792.197,00 36,59 x

Tabel. 9
Dari tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada periode 2002 Besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga atas hutang / modal asing sebesar 26,03 kali. Nilai ini menujukan bahwa setiap rupiah dari bunga utang / modal asing dapat dijamin dengan keuntungan sebesar Rp 26,03. Nilai ini juga menunjukan bahwa Koperasi pada periode 2002 dapat memperoleh laba sebesar 26,03 kali dibandingkan dengan beban bunga yang harus dibayarkan Koperasi.
2. Pada periode 2003 Besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga atas hutang / modal asing sebesar 27,58 kali. Nilai ini menunjukan bahwa setiap rupiah dari bunga utang / modal asing dapat dijamin dengan keuntungan sebesar Rp 27,58. Nilai ini juga menunjukan bahwa Koperasi pada periode 2003 dapat memperoleh laba sebesar 27,58 kali dibandingkan dengan beban bunga yang harus dibayarkan Koperasi.
51
3. Pada periode 2004 Besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga atas hutang / modal asing sebesar 36,59 kali. Nilai ini menujukan bahwa setiap rupiah dari bunga utang / modal asing dapat dijamin dengan keuntungan sebesar Rp 36,59. Nilai ini juga menunjukan bahwa Koperasi pada periode 2003 dapat memperoleh laba sebesar 36,59 kali dibandingkan dengan beban bunga yang harus dibayarkan Koperasi.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung mempunyai kemampuan membayar bunga atas utang yang sangat baik.

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap permasalahan yang diteliti mengenai bagaimana pengaruh modal asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri pada Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri dalam struktur permodalan pada Koperasi Mitra Binangkit sangat tidak seimbang, karena kegiatan operasional Koperasi lebih besar didananai oleh modal yang berasal dari modal sendiri. Bahkan dari tahun-ketahun penggunaan hutang /modal asing pada Koperasi Mitra Binangkit cenderung menurun. Hal ini terbukti dengan diperolehnya Ratio Liverage Keuangan sebagai alat untuk mengukur perbadingan jumlah modal asing/hutang dan modal sendiri selama periode 2002 s.d. 2004, yaitu pada periode 2002 jumlah modal asing yang digunakan dalam kegiatan operasional koperasi sebesar 7,79 % dan sisanya didanai oleh dana yang berasal dari modal sendiri yaitu sebesar 92.21 %. Sedangkan pada periode 2003 modal asing/hutang yang dugunakan dalam kegiatan operasional koperasi menurun dari periode 2002 yaitu sebesar 7,37 % dan sisanya didanai dari dana yang berasal dari modal
sendiri yaitu sebesar 92,63 %. Dan pada periode 2004 modal asing/hutang yang digunakan dalam kegiatan operasional koperasi menurun sangat drastis dari periode sebelumnya yaitu sebesar 6,45 % dan sisanya didanani dari dana yang berasal dari modal sendiri yatu sebesar 93,55 %. Untuk lebih jelasnya perbadingan penggunaan modal asing dan modal sendiri pada koperasi Mitra binangkit dapat dilihat dari tabel berikut :

Periode Perbandingan
Jenis Modal
Kenaikan/
Penuruanan
Modal
Sendiri Modal
Asing
2002 92,21 % 7,79 % -
2003 92,63 % 7,37 % Turun 0,43 %
2004 93,55 % 6,44 % Turun 1,35 dari periode 2002 dan
0,93 dari periode 2003

2. Hasil Analisa Rentabilitas terutama rentabilitas ekonomi pada Koperasi Mitra Binangkit selama periode 2002 sampai dengan 2004 terus mengalami kenaikan walaupun tidak begitu besar ( Lihat hal 41 ). Hal ini membuktikan bahwa adanya modal asing/hutang pada struktur permodalan Koperasi akan berpengaruh positif pada tingkat rentabilitas modal sendiri.
3. Hasil Analisa Financial Liverage Indek atas adanya kebijakan penggunaan Modal Asing/Hutang pada struktur permodalan Koperasi dari periode 2002 sampai dengan periode 2004, memberikan pengaruh positip terhadap tingkat Rentabilitas Modal Sendiri. Hal ini terbukti dengan Financial Liverage Indek Koperasi dari periode 2002 sampai dengan 2004 lebih dari 1,00 yang mengatakan bahwa “ Apabila Indeks lebih besar dari 1,00 berarti Pengaruh Modal Asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri besipat positif “ yaitu sebesar 1,14 pada periode 2002, 1,13 pada periode 2003 dan 1,22 pada periode 2004.

B. Rekomendasi
Berdasarkan beberapa temuan pada saat penelitian, ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari Koperasi Mitra Binangkit menyangkut masalah kebijakan penggunaan modal dari luar atau modal asing, yaitu :
1. Untuk meningkatkan struktur permodalan, Koperasi Mitra Binangkit perlu kiranya mendapatkan modal dari luar/modal asing dengan jumlah yang lebih besar dari modal luar/modal asing sebelumnya, sehingga ada keseimbangan antara modal dari luar / modal asing dengan modal sendiri.
2. Penggunaan modal dari luar/modal asing akan memberikan pengaruh yang positif terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri. Sehingga Koperasi Mitra Binangkit dapat memperbesar jumlah modal yang berasal dari luar atau modal asing. Karena terbukti dapat meningkatkan tingkat rentabilitas modal sendiri.

SUMBER:

Posted January 10th, 2010 by andriyan_nirwana

komponen yang termasuk dalam metode historis adalah...

jurnal laporan keuangan dan informasi catatan tentang kegiatan perusahaan.di dalammnya karena terdapat banyak catatan kejadian dan transaksi yang sudah lalu..secara berurut dan historis sebagai estimasi dan tinjauan di masa yang akan datang




Senin, 08 Maret 2010

tugas blog....riset akuntansi....

konsep riset ilmiah :


1) Pengertian tentang konsep ilmiah
Konsep adalah ide tentang suatu benda atau objek, baik benda atau objek yang bersifat konkret ataupun yang abstrak. Dalam hal ini, pengertian konsep masih umum atau general. Dikaitkan dengan teknik penelitian, terutama untuk tujuan penelitian analisis data dan perhitungan statistik, yang dimaksud dengan konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal yang khusus.
Ilmiah adalah : segala sesuatu yang didasari oleh pengamatan,penelitian,peninjauan,pencarian data dan pengamatan yang disususn berdasarkan rencana kerja yang matang yang hasilnya berupa kesimpulan.dapat diartikan pula
diartikan sebagai : suatu hal yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan atau sains atau bersifat keilmuan.


2) contoh journal :

ANALISIS PENEMPATAN KERJA KARYAWAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENUGASAN PADA AKUARIUM RESTO JATI ASIH – BEKASI

ANALISIS PENEMPATAN KERJA KARYAWAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENUGASAN
PADA AKUARIUM RESTO JATI ASIH – BEKASI

SEMINAR PENULISAN ILMIAH
Diajukan guna melengkapi syarat-syarat untuk mencapai
gelar setara Sarjana Muda Jurusan Manajemen jenjang Strata Satu
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Nama : Kokom Komariah
NPM : 10206529
Jurusan : Manajemen
Pembimbing : Rofi’ah, SE, MM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2009
LEMBAR PENGESAHAN

Judul PI : Analisis Penempatan Kerja Karyawan Dengan Menggunakan Metode Penugasan Pada Resto Akuarium Jati Asih – Bekasi
Nama : Kokom Komariah
NPM : 10206529
Fakultas : Ekonomi
Jurusan : S1 – Manajemen
Tanggal sidang : 23/07/2009
Tanggal lulus : 28/07/2009

Menyetujui,

Pembimbing Koordinator PI-FE

( Rofi’ah, SE, MM ) ( Fettiana Gianadevi, SKom, MMSi )

Ketua Jurusan Manajemen

( Iman Murtono Soenhadji, Ph.D )
ABSTRAKSI

KOKOM KOMARIAH, 10206529
ANALISIS PENEMPATAN KERJA KARYAWAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENUGASAN PADA AKUARIUM RESTO JATI ASIH – BEKASI
PI,Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, 2009
Kata Kunci : Minimisasi Waktu Penyelesaian Pekerjaan, Tenaga Kerja.

( xi + 51 + Lampiran )

Penulisan ilmiah ini membahas masalah minimisasi waktu optimal dalam suatu pekerjaan pada usaha kuliner Akuarium Resto dengan menggunakan Metode Penugasan (Hungarian).Bagi seorang pemimpin dalam mengambil keputusan untuk menentukan waktu pekerjaan yang efektif dan efisien sangatlah diperlukan karena jika tidak akan mengakibatkan kondisi yang buruk bagi perusahaan. Maka dengan ini tujuan yang hendak di capai adalah Untuk mengetahui bagaimana penempatan tenaga kerja karyawan yang dilakukan perusahaan sudah tepat dan untuk mengetahui metode penugasan dapat dilakukan untuk mengatasi masalah penempatan karyawan berdasarkan waktu penyelesaian pekerjaan.
Dari hasil perhitungan yang diperoleh, dapat diketahui bahwa tingkat waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu jenis makanan dengan Metode Penugasan (Hungarian) adalah sekitar 11.88 menit. Dimana karyawan Yono ditempatkan pada bagian Koki ( juru masak ), karyawan Ari ditempatkan pada bagian Line Cook, dan karyawan Yosef ditempatkan pada bagian Priperation.

Daftar Pustaka ( 1997 – 2004 )

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ilmiah ini dengan judul “ANALISIS PENEMPATAN KERJA KARYAWAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENUGASAN PADA AKUARIUM RESTO JATI ASIH-BEKASI”.
Penulisan ilmiah ini diajukan guna melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar setara sarjana muda jenjang strata satu ( S1 ) pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
Penulisan illmiah ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Prof. DR. E.S. Margianti, SE, MM, selaku Rektor Universitas Gunadarma.
2. Bapak Toto Sugiharto, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
3. Bapak Iman Murtono Soenhadji, Ph.D, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
4. Ibu Fettiana Gianadevi, SKom, MMSi selaku Koordinator Penulisan Ilmiah Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
5. Ibu Rofi’ah, SE,MM selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, serta saran dan kritik dalam penulisan ilmiah ini.
6. Para Dosen Universitas Gunadarma yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuan yang sangat bermanfaat.
7. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan dan dorongan serta perhatiannya.
8. Adikku tercinta Fahrotunnisa yang selalu memberikan sinar semangat untuk kakak dalam mengerjakan Penulisan Ilmiah ini.
9. Bapak Arief Ontowingo selaku pemilik, Ibu Leni dan Yeyen yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian pada Akuarium Resto.
10. Sahabat – sahabatku yang terbaik Riyanti, Herna, Dessy, Nanda, Utie, Wilda, Diana, Elsa, Ran dan Dewi yang banyak membantu dalam Penulisan Ilmiah ini.
11. Semua teman – teman 3 EA 07 yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sampai akhirnya Penulisan Ilmiah ini dapat terwujud.

Akhir kata, semoga penulisan ilmiah ini bermanfaat bagi teman-teman khususnya mahasiswa dan dapat pula bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Bekasi, Juni 2009

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul……………………………………………………………… i
Lembar Pengesahan ……………………………………………………….. ii
Abstraksi…………………………………………………………………… iii
Kata Pengantar …………………………………………………………….. iv
Daftar Isi …………………………………………………………………… vi
Daftar Tabel ……………………………………………………………….. ix
Daftar Gambar……………………………………………………………… x
Lampiran .………………………………………………………………….. xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………. 1
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah …………………………….. 2
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………… 2
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………….. 3

BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori……………………………………………… 4
2.1.1 Pengertian Riset Operasional…………..…………… 4
2.1.2 Ciri – Ciri Riset Operasional……………………….. 5
2.1.3 Teknik – teknik Riset Operasional………..…….…… 6
2.1.4 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia……………………………………………… 6
2.1.5 Perencanaan Sumber Daya Manusia ……………… 7
2.1.6 Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Penugasan………………………………………….. 7
2.1.7 Pengertian Alokasi Tenaga Kerja…………………… 7
2.1.8 Disain Pekerjaan ( Job Design )……………………. 8
2.19 Metode Hungarian………………………………….. 9
2.2 Kajian Penelitian Sejenis…………………………………… 10
2.3 Alat analisis yang digunakan………………………………. 12
2.3.1 Metode Hungarian…………………………………. 12
2.3.2 Software QSB Versi 3.0……………………………. 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian……………………………………………… 22
3.2 Data / Variabel Yang Digunakan…………………………….. 22
3.3 Metode Pengumpulan Data…………………………………… 22
3.4 Alat analisis yang digunakan ………………………………… 23
3.4.1. Metode Hungarian……………………………………. 23
3.4.2 Penyelesaian Menggunakan Software QSB………….. 28

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Data dan Profil Objek Penelitian ……………………………… 35
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan……………………………. 35
4.1.2. Struktur Organisasi…………………………………….. 36
4.1.3. Dasar Penempatan Kerja………………………………. 37
4.2 Hasil Penelitian dan Analisis…………………………………… 37
4.2.1. Penempatan Karyawan Menggunakan Software QSB… 46
4.3 Rangkuman Hasil Penelitian…………………………………… 48
4.3.1 Analisis Penelitian……………………………………… 48

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………… 50
5.2 Saran………………………………………………………….. 50
5.3 Keterbatasan Penelitian………………………………………. 51

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 52
LAMPIRAN ………………………………………………………………… 53

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Tabulasi Masalah Penugasan……………………. 12
Tabel 3.1 Tabel Matriks Biaya……………………………………. 25
Tabel 3.2 Tabel Reduced – Cost Matriks…………………………. 25
Tabel 3.3 Tabel Total – Opportunity – Matriks…………………… 26
Tabel 3.4 Tabel Test for optimality……………………………….. 26
Tabel 3.5 Tabel Revised matriks dan test for optimality…………. 27
Tabel 3.6 Tabel Skedul Penugasan………………………………… 27
Tabel 4.1 Tabel Perolehan Waktu Kerja Karyawan………………. 38
Tabel 4.2 Tabel Hasil Perbaikan Pertama…………………………. 40
Tabel 4.3 Tabel Hasil Perbaikan Kedua……………………………. 42
Tabel 4.4 Tabel Hasil Perbaikan Ketiga…………………………… 43
Tabel 4.5 Tabel Akhir (Optimal)…………………………………… 44
Tabel 4.6 Tabel Penempatan Karyawan menggunakan
Metode Hungaria………………………………………… 45
Tabel 4.7 Tabel Skedul Penempatan Kerja Karyawan…………….. 48

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar tampilan awal QSB……………………… 14
Gambar 2.2 Gambar tampilan menu utama QSB……………… 14
Gambar 2.3 Gambar Tampilan Function Assigment Problem…. 15
Gambar 2.4 Gambar Tampilan Input Nama User……………… 15
Gambar 2.5 Gambar Tampilan ASMP Entry…………………… 16
Gambar 2.6 Gambar Tampilan Input Nama Pegawai…………… 16
Gambar 2.7 Gambar Tampilan Input Nama Pekerjaan (Tugas)… 17
Gambar 2.8 Gambar Tampilan Free Format……………………. 17
Gambar 2.9 Gambar Tampilan Input Perolehan Nilai
Biaya (waktu)……………………………………… 18
Gambar 2.10 Gambar Tampilan Option Function Solve
Problem……………………………………………. 18
Gambar 2.11 Gambar Tampilan Option Menu For Solving……… 19
Gambar 2.12 Gambar Tampilan Intial Tableau…………………… 19
Gambar 2.13 Gambar Tampilan Menu Final Solution…………… 20
Gambar 2.14 Gambar Tampilan Tabel Optimal………………….. 20
Gambar 3.1 Gambar tampilan awal QSB……………………… 28
Gambar 3.2 Gambar tampilan menu utama QSB……………… 28
Gambar 3.3 Gambar Tampilan Function Assigment Problem…. 29
Gambar 3.4 Gambar Tampilan Input Nama User……………… 29
Gambar 3.5 Gambar Tampilan ASMP Entry…………………… 30
Gambar 3.6 Gambar Tampilan Input Nama Pegawai…………… 30
Gambar 3.7 Gambar Tampilan Input Nama Pekerjaan (Tugas)… 31
Gambar 3.8 Gambar Tampilan Free Format……………………. 31

Gambar 3.9 Gambar Tampilan Input Perolehan Nilai
Biaya (waktu)……………………………………… 32
Gambar 3.10 Gambar Tampilan Option Function Solve
Problem……………………………………………. 32
Gambar 3.11 Gambar Tampilan Option Menu For Solving……… 33
Gambar 3.12 Gambar Tampilan Intial Tableau…………………… 33
Gambar 3.13 Gambar Tampilan Menu Final Solution…………… 34
Gambar 3.14 Gambar Tampilan Tabel Optimal………………….. 34
Gambar 4.1 Gambar Struktur Organisasi………………………… 36
Gambar 4.2 Gambar Tampilan Hasil Optimal Menggunakan
Software QSB……………………………………… 46

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiaran 1 : Surat Keterangan…………………………………………. 53

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Dewasa ini banyak tumbuh berbagai usaha yang memproduksi barang dan jasa. Setiap usaha dituntut kemampuanya dalam meningkatkan efisiensi dan mengefektifkan penggunaan Sumber Daya Manusia yang dimiliki.
Untuk menjalankan sebuah usaha harus dicermati cara yang terbaik agar didapat hasil yang memuaskan, semua itu dapat diraih dengan cara menjalankan strategi-strategi atau teknik-teknik yang kiranya dapat meningkatkan keberhasilan suatu usaha.
Manajemen produksi sering menghadapi masalah-masalah yang berhubungan dengan alokasi optimal dari berbagai macam sumber daya yang produktif, terutama tenaga kerja. Masalah ini disebut masalah penugasan (Assignment Problem), yang merupakan suatu kasus khusus dari masalah linier. Salah satu teknik pemecahan masalah-masalah penugasan yang tersedia adalah Metode Hugarian.
Dalam masalah penugasan (Assignment Problem), kita dapat mendelegasikan sejumlah tugas (Assignment) kepada sejumlah penerimaan tugas (Assignee) dalam basis satu-satu. Jadi pada masalah penugasan ini diasumsikan bahwa jumlah karyawan sama dengan jumlah pekerjaan.
Selain data jumlah karyawan dan jumlah pekerjaan yang terlibat, data lain yang biasa diperlukan oleh besar kerugian yang ditimbulkan atau besar keuntungan yang didapat oleh setiap karyawan dalam setiap menyelesaikan setiap pekerjaan, berdasarkan waktu penyelesaiannya.
Berdasarkan keseluruhan uraian diatas dan rasa keingintahuan yang mendalam maka penulis mengangkat masalah minimisasi waktu penyelesaian pekerjaan yang terjadi pada penempatan tenaga kerja yang dituangkan kedalam penulisan ilmiah yang berjudul “ANALISIS PENEMPATAN KERJA KARYAWAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENUGASAN PADA AKUARIUM RESTO JATI ASIH-BEKASI”.

1.2. Rumusan masalah dan Batasan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah dalam penulisan ilmiah ini adalah :
1. Apakah penempatan tenaga kerja karyawan yang dilakukan perusahaan sudah tepat ?
2. Apakah metode penugasan ( hungarian ) dapat dilakukan untuk mengatasi masalah penempatan tenaga kerja berdasarkan waktu penyelesain pekerjaan ?
1.2.2 Batasan masalah
Dalam penulisan ilmiah ini menggunakan Metode Hungarian, yaitu dimana jumlah sumber-sumber yang ditugaskan harus sama dengan tugas yang akan diselesaikan dan setiap sumber harus ditugaskan hanya untuk satu tugas, sehingga penulis membatasi pada penempatan kerja karyawan pada bagian koki yang terdiri dari 4 orang karyawan yaitu Ari, Iwan, Yono dan Yosef untuk di tempatkan pada 3 bagian pekerjaan seperti koki, line cook dan priperation.
1.3. Tujuan Penelitian
Dengan menggunakan metode penugasan dalam penempatan kerja karyawan, maka tujuan yang hendak dicapai oleh penulis adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana penempatan kerja karyawan yang dilakukan perusahaan sudah tepat.
2. Untuk mengetahui metode penugasan dapat dilakukan untuk mengatasi masalah penempatan karyawan berdasarkan waktu penyelesaian pekerjaan.

1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana cara menempatkan karyawan yang tepat.
2. Bagi Perusahaan
Dapat digunakan sebagai bahan masukkan dan pertimbangan dalam penempatan tenaga kerja yang memiliki kemampuan dan keahlian untuk suatu pekerjaan tertentu, sehingga dapat memberikan suatu kontribusi dalam meningkatkan suatu keuntungan bagi perusahaan tersebut.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Teori
2.1.1. Pengertian Riset Operasional
Untuk mendapatkan suatu pengertian yang jelas masalah penugasan perlu dibahas terlebih dahulu mengenai riset operasional. Apakah riset operasional itu? Riset opersional dapat digambarkan sebagai suatu pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan yang melibatkan operasi-operasi dalam sistem organisasi. Berdasarkan namanya, riset operasi melibatkan “riset pada operasi” jadi riset operasional diterapkan pada masalah-masalah bagaimana memperlakukan dan mengkoordinasikan operasi-operasi atau kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi. Yang dimaksud dengan organisasi disini sangatlah luas; ia dapat berupa organisasi dibidang bisnis, industri, militer, agen pemerintah, jasa dan sebagainya.
Pendekatan yang digunakan pada riset operasi adalah pendekatan dengan metode ilmiah. Pendekatan ini biasanya dimulai dengan dilakukannya observasi dan formulasi masalah, kemudian dilanjutkan dengan permodelan (biasanya berbentuk model matematis) yang menyatakan esensi dari keadaan sebenarnya yang akan dianalisis. Selanjutnya dicari solusi optimal berdasarkan model yang dibuat dan dilakukan penerapan solusi yang diperoleh untuk memecahkan masalah.

Beberapa definisi mengenai riset operasi menurut para ahli adalah sebagai berikut :
Menurut Morse dan Kimball, Methode of Operation Research
Riset Operasi adalah metode ilmiah (scientific methode ) yang memungkinkan para manager mengambil keputusan mengenai kegiatan yang mereka tangani dengan dasar kuantitatif.
( Pangestu Subagyo, Marwan Asri dan T. Hani Handoko :2000, 3-4 )

Menurut Churchman, Arkoff dan Arnoff , Intruduction to Operation Research
Riset operasi adalah sebagai aplikasi metode-metode, teknik-teknik dan peralatan ilmiah dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul didalam operasi perusahaan dengan tujuan ditemukannya pemecahan yang optimum masalah-masalah tersebut.
( Pangestu Subagyo, Marwan Asri dan T. Hani Handoko : 2000,4 )

Menurut Miller dan M.K. Starr, Executive Decisions and Operation Research
Riset operasi adalah berkaitan dengan menentukan pilihan secara ilmiah bagaimana merancang dan menjalankan sistem manusia mesin secara terbalik, biasanya membutuhkan alokasi sumber daya yang langka.
( Pangestu Subagyo, Marwan Asri dan T. Hani Handoko : 2000,4 )

Setelah menelaah dan mempelajari definisi dari para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa definisi dari riset operasi adalah sebagai metode untuk memformulasikan dan merumuskan permasalahan sehari-hari baik mengenai bisnis, ekonomi, social, maupun dibidang lainnya ke dalam permodelan matematis untuk mendapatkan solusi yang optimal.
2.1.2. Ciri-ciri Riset Operasional
Adapun beberapa ciri-ciri riset operasi menurut Sri Muyono (2004 :10):
1. Riset Operasional merupakan pendekatan kelompok antar disiplin untuk mencapai hasil optimum.
2. Riset Operasional menggunakan teknik Penelitian Ilmiah untuk mendapatkan solusi optimum.
3. Riset Operasional hanya memberikan jawaban yang jelek terhadap persoalan yang tersedia jawaban yang lebih jelek. Riset Operasional tidak memberikan jawaban yang sempurna terhadap masalah itu, sehingga riset operasional hanya memperbaiki kualitas solusi.

2.1.3. Teknik-teknik Riset Operasional
Sri Mulyono ( 2004 : 9 ) berpendapat bahwa saat ini riset operasional berkembang luas, sehingga tidak perlu menyebutkan satu demi satu semua teknik riset operasional yang ada.
Namun, beberapa masalah riset operasional yang didefinisikan dengan baik dan diterima umum dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Masalah alokasi
2. Masalah pertarungan
3. Masalah antrian
4. Masalah jaringan
5. Masalah persediaan
6. Masalah penugasan
Masalah ini sekarang menempati peran penting dalam bidang riset operasional. Alat-alat untuk menyelesaikan masalah ini, dinamakan teknik Riset Operasional.

2.1.4. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Manajemen Sumber Daya Manusia dapat didefinisikan pula sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu (pegawai). Pengelolaan dan pendayagunaan tersudut dikembangkan secara maksimal didalam dunia kerja untuk mencapai tujuan organisasi dan pengembangan individu pegawai.
( Anwar Prabu Mangku Negara, 2001 : hal 2 ).
2.1.5. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Andrew E. Sikulas (1981:145) mengemukakan bahwa :
Perencanaan Sumber Daya Manusia atau perencanaan tenaga kerja didefinisikan sebagai proses menentukan kebutuhan tenaga kerja dan berarti mempertemukan kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya berintegrasi dengan rencana organisasi.
(Anwar Prabu Mangku Negara, 2001:hal 4). George Mirkovich dan Paul C. Nystorm (Dale Yoder, 1981:173)
Perencanaan tenaga kerja adalah proses peramalan, pengembangan, pengimplementasikan, dan pengontrolan yang menjamin perusahaan mempunyai kesesuaian jumlah pegawai, penempatan pegawai secara benar, waktu yang tepat, yang secara ekonomis lebih bermanfaat.
(Anwar Prabu Mangku Negara, 2001:hal 4).

2.1.6. Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui Penugasan
Pengembangan sumber daya manusia dalam perusahaan tidak saja dapat dilakukan melalui pelatihan, akan tetapi dapat pula melalui pemberian tugas-tugas tertentu. Tugas yang diberikan itu tentu tugas-tugas yang menghendaki pengembangan potensi diri para pegawai itu sendiri. Pemberian tugas merupakan kegiatan yang baik, diberikan oleh seorang atasan kepada bawahannya, sehingga dengan pelaksanaan tugas-tugas itu yang bersangkutan akan tertantang untuk menggerakan segala kemampuan yang ada pada dirinya. Ia akan berusaha untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut dengan tepat waktu, dan dengan hasil terbaik.
(Gauzali Saydam,1996 : hal 91).
2.1.7. Pengertian Alokasi Tenaga Kerja
Masalah alokasi tenaga kerja adalah masalah yang berhubungan dengan alokasi optimal dari berbagai macam sumber daya yang produktif, terutama tenaga kerja atau personalia yang mempunyai tingkat efisiensi berbeda-beda untuk pekerjaan yang berbeda-beda.
(T. Hani Handoko, 2000 : 183 ).
2.1.8. Disain Pekerjaan ( Job Design )
Menurut T. Hani Handoko ( 2001, 178 ) menjelaskan bahwa disain pekerjaan dapat didefinisikan sebagai fungsi penetapan kegiatan-kegiatan kerja seorang individu atau kelompok secara organisasional. Dimana tujuannya adalah untuk mengatur penugasan-penugasan kerja yang memenuhi kebutuhan-kenutuhan organisasi dan teknologi yang memuaskan kebutuhan pribadi dan individual para pemegang jabatan. Pengertian istilah pekerjaan dan bagian-bagian kegiatan lainnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Gerak-mikro (micro-motion)
Merupakan kegiatan-kegiatan kerja terkecil, mencangkup gerakan-gerakan elementer seperti meraih, menggenggam, atau meletakan suatu objek.
2. Elemen
Merupakan suatu agregasi dua atau lebih gerak-mikro, biasanya dianggap lebih kurang sebagai kesatuan gerak yang lengkap seperti mengambil, mengangkut, dan mengatur barang.
3. Tugas (task)
Merupakan suatu agregasi dua atau lebih elemen menjadi kegiatan yang lengkap, seperti menyapu lantai, memotong pohon atau memasang kabel telepon.
4. Pekerjaan (Job)
Merupakan serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh seorang pekerja tertentu. Suatu pekerjaan dapat terdiri dari beberapa tugas seperti pengetikan, pengarsipan,pembuatan konsep surat, dalam pekerjaan secretariat, atau hanya terdiri atas tunggal seperti pemasangan roda mobil dalam perakitan mobil.

Disamping itu, disain pekerjaan harus menetapkan berbagai faktor yang mempengaruhi struktur pekerjaan akhir. Keputusan-keputusan harus dibuat yang bersangkutan dengan tugas-tugas apa yang akan dilakukan, siapa yang akan melakukan, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana tugas-tugas dilakukan.
Kegiatan disain yang paling menantang (membingungkan) bagi manajer operasi adalah pengembangan dan pengaturan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan setiap karyawan dan kelompok karyawan. Hal ini diakibatkan paling tidak tiga alasan berikut :
1. Pada hakekatnya sering terjadi konflik antara kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan pekerja dan kelompok pekerja dengan kebutuhan-kebutuhan (berbagai persyaratan) proses transformasi.
2. Sifat unik setiap individu mengakibatkan munculnya bermacam-macam tanggapan dalam wujud sikap, kegiatan phisik, dan produktivitas dalam pelaksanaan tugas tertentu.
3. Pembuatan karakter atau sifat tenaga kerja dan pekerjaan itu sendiri yang membuat model-model tradisional perilaku pekerja dan penempatan pendekatan-pendekatan pengembangan kerja standar harus selalu dipertanyakan.

2.1.9. Metode Hungarian
Metode Hungarian merupakan suatu masalah-masalah yang berhubungan dengan alokasi optimal dari berbagai macam sumber daya yang produktif, terutama tenaga kerja atau personalia, yang mempunyai tingkat efisiensi berbeda-beda untuk pekerjaan yang berbeda-beda pula. Masalah ini disebut masalah penugasan (assignment problem), yang merupakan suatu kasus khusus dari masalah linier programming pada umumnya. Salah satu dari beberapa teknik-teknik pemecahan yang tersedia untuk masalah-masalah penugasan. Metode ini mula-mula dikembangkan oleh seorang ahli matematika berkebangsaan Hungarian yang bernama D. Koing dalam tahun 1916. (T. Hani Handoko, 2000 : Hal 183).
Jumlah Karyawan Tidak Sama Dengan Jumlah Pekerjaan
Dalam praktek, sering ditemui kasus di mana jumlah karyawan tidak sama dengan jumlah pekerjaan, sehingga metode Hungarian tidak dapat diterapkan. Untuk memenuhi persyaratan suatu matriks segi empat bujur sangkar, dalam hal jumlah pekerjaan lebih besar dari jumlah karyawan, harus ditambahkan karyawan semu (dummy woker). Sebaliknya, bila jumlah karyawan lebih besar daripada jumlah pekerjaan, harus ditambah pekerjaan semu (dummy job). Biaya penugasan untuk karyawan atau pekerjaan semu ini adalah sama dengan nol, karena tidak akan terjadi biaya biaya bila suatu pekerjaan ditugaskan kepada karyawan semu. Dengan kata lain, sebenarnya pekerjaan tersebut tidak dilakukan, atau sebaliknya karyawan menganggur.
Menurut T. Hani Handoko ( 189, 2001 )
2.2. Kajian Penelitian Sejenis
Dalam kajian penelitian sejenis ini penulis berpedoman pada penelitian sejenis pada Penelitian Ilmiah yang sudah ada pada tahun-tahun sebelumnya yang sudah tersedia di ruang Audio Visual Universitas Gunadarma. Kesaman masalah yang diteliti pada Penelitian Ilmiah ini setidaknya memberikan gambaran bahwa permasalahan penugasan ini memang menarik untuk diteliti meskipun objek yang diambil atau diteliti berbeda. Penulisan Ilmiah yang pernah dilakukan mengenai masalah penugasan pada tahun-tahun sebelumnya adalah sebagai berikut :
1. Nama : Rita Pramesti
NPM : 10203905
Jurusan : Manajemen
Pembimbing : Martani, SE,MM
Judul : Analisis Pengalokasian Tenaga Kerja pada Usaha Konveksi Rahmat Jean’s
Menyimpulkan bahwa dalam penelitiannya:
1. Dalam menentukan penempatan tenaga kerja yang dilakukan pada usaha Konveksi Rahmat Jean’s sebelum menggunakan Metode Penugasan dapat dikatakan kurang efisien dari segi waktu, karena celana jean’s adalah sekitar 79.3 menit. Dimana memakan waktu lebih besar dibandingkan setelah menggunakan Metode Penugasan terjadi peningkatan waktu yang optimal sekitar 75.24 menit. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meminimisasikan waktu kerja karyawan yang diperoleh dari setiap bagian pekerjaan. Hal tersebut tercapai apabila Usaha Konveksi Rahmat Jean’s menempatkan karyawannya sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh masing-masing karyawannya.
2. Adapun hasil perhitungan dari data yang diperoleh pada Usaha Koveksi Rahman Jean’s, maka pengalokasian atau penempatan tenaga kerja setelah menggunakan Metode Penugasan adalah sebagai berikut:
- Karyawan Yasa ditempatkan pada bagian Menjahit
- Karyawan Dayat ditempatkan pada bagian Pembuatan dan pemotongan pola
- Karyawan Wahyu ditempatkan pada bagian Pengukuran
- Karyawan Denny ditempatkan pada bagian Finishing
- Karyawan Ernis ditempatkan pada bagian Pemasangan Kancing dan Lubang Kancing
2. Nama : Pery Setiarsah
NPM : 10203799
Jurusan : Manajemen
Pembimbing : Lisna Kustamtinah, SE, MM
Judul : Analisis Penempatan Tenaga Kerja pada Bengkel Gatot Jaya Motor Dengan Metode Penugasan
Menyimpulkan bahwa dalam penelitiannya:
1. Pelakasanaan penempatan kerja karyawan yang dilakukan perusahaan belum optimal
2. Metode Penugasan yang dilakukan dalam mengatasi masalah penempatan karyawan berdasarkan waktu penyelesaian pekerjaan lebih lama dibandingkan setelah menggunakan metode penugasan
3. Apabila bengkel Gatot Jaya Motor menggunakan metode penugasan maka penempatan karyawan berdasarkan waktu penyelesaian adalah sebagai berikut :
a) Amir mengkoordinasikan pada bagian turun mesin
b) Agus mengkoordinasikan pada bagian service timing belt
c) Uban mengkoordinasikan pada bagian spooring atau balance
d) Usman mengkoordinasikan pada bagian tune up
e) Apri mengkoordinasikan pada bagian ganti oli
f) Raman mengkoordinasikan pada bagian cuci mobil

2.3. Alat Analisis
2.3.1. Metode Hungarian
Untuk dapat menyelesaikan dengan menggunakan metode Hungarian ini, maka data dari masalah tersebut harus dipresentasikan dalam bentuk tabel penugasan. Seperti kasus dibawah ini :

Tabel 2.1
Tabulasi Masalah Penugasan
Assigment
Assignee 1 2 …………. N
1 A11 A12 ………… . A1n
2 A21 A22 ………….. A2n
. . . . .
N An1 An2 …………… Ann
Sumber data : Media Anugerah Ayu

Pada table diatas A11, A12, hingga Ann mempresentasikan data keuntungan yang diperoleh atau kerugian yang ditimbulkan oleh setiap assignee dalam menyelesaikan suatu Assigment. Misalnya A11 adalah data yang mempresentasikan keuntungan yang diperoleh atau kerugian yang ditimbulkan oleh assignee 1 dalam menyelesaikan assignment 1.
Setelah data terpresentasi dalam bentuk table penugasan, maka kita dapat langsung menyelesaikan dengan menggunakan metode Hungarian. Dalam penyelesaiannya, masalah penugasan ini terbagi dua yaitu :
a. Masalah Minimisasi
Langkah – langkah penyelesaiannya sebagai berikut :
1. Langkah pertama adalah menentukan nilai terkecil dari setiap baris, lalu mengurangkan semua nilai dalam baris tersebut dengan nilai terkecilnya.
2. Diperiksa apakah setiap kolom telah mempunyai nilai nol. Bila sudah di lanjutkan ke langkah tiga jika belum dilakukan penentuan nilai terkecil dari setiap kolom tersebut dikurangkan dengan nilai terkecilnya.
3. Ditentukan apakah terdapat nilai n elemen nol dimana tidak ada nol yang berada pada baris atau kolom yang sama, dimana n adalah jumlah baris atau kolom. Jika ada, maka tabel telah optimal, jika tidak dilanjutkan kelangkah keempat.
4. Dilakukan penutupan semua nilai nol dengan menggunakan garis vertical atau garis horizontal seminimal mungkin.
5. Karena jumlah garis minimum tidak sama dengan jumlah baris maupun kolom maka dilakukan revisi dengan langkah – langkah sebagai berikut :
• Pilih angka terkecil dari yang tidak kena garis
• Angka yang tidak kena garis dikurangi angka terkecil itu
• Angka yang kena garis baris dan kena garis kolom ditambah angka terkecil itu.
• Angka yang cuma kena garis baris atau garis kolom dibiarkan saja
6. Membuat penugasan optimum

2.3.2 Software QSB ( Quantitive Systems for Busness ) versi 3.0
Gambar 2.1 Tampilan Awal QSB

a. Tekan sembarang keypad sampai muncul tampilan seperti dibawah
ini :
Gambar 2.2 Tampilan Menu Utama QSB

b. Selanjutnya pilih Assignment problem dan tekan enter, akan muncul tampilan seperti berikut :

Gambar 2.3 Tampilan Function Assignment Problem
c. Pilih enter new problem dan tekan enter, sehingga muncul tampilan seperti berikut ini :

Gambar 2.4 Tampilan Input Nama User

d. Ketik nama User sebagai syarat untuk masuk ke program selanjutnya tidak lebih dari 20 huruf, akan muncul tampilan seperti berikut :

GGambar 2.5 Tampilan ASMP Entry

e. Apakah yang akan dipilih ada dua pilihan maksimal (1) atau minimal (2), pertanyaan pertama adalah ada berapa objek (pekerjaan)? Ketik jumlah pekerjaan yang ada kemudian tekan enter, pertanyaan kedua ada bera tugas (pekerjaan)? Ketik jumlah pekerjaan yang ada kemudian tekan enter, pertanyaan terakhir cukup saja n kemudian tekan enter lalu spasi, akan muncul tampilan seperti berikut :

Gambar 2.6 Tampilan input nama pegawai
f. Ketik nama pekerja satu persatu (tidak melebihi enam huruf) pada kolom yang sudah disediakan seperti diatas, kemudian tekan enter lalu spasi, akan muncul tampilan seperti berikut :

Gambar 2.7 Tampilan Input Nama Pekerjaan ( Tugas )

g. Ketik nama pekerjaan ( tugas ) satu persatu ( tidak melebihi eanam huruf ) pada kolom yang disediakan, kemudian akan muncul tampilan seperti berikut :

Gambar 2.8 Tampilan Free Format

h. Ketik n tampilan diatas kemudian tekan enter untuk melanjutkan ke program selanjutnya, akan muncul tampilan seperti berikut :

Gambar 2.9 Tampilan Input Perolehan Nilai Biaya (waktu)

i. Isi kolom yang sudah tersedia satu persatu dengan nilai perolehan biaya atau waktu, kemudian tekan enter lalu spasi kemudian tekan enter lagi, maka akan muncul tampilan seperti berikut :

Gambar 2.10 Tampilan Option Function Solve Problem

j. Pilih solve problem tekan enter, akan muncul tampilan seperti berikut :

Gambar Gambar 2.11 Tampilan Option Menu For Solving

k. Pilih solve and display the initial tableau lalu tekan enter, kemudian akan muncul tampilan nilai waktu dan biaya yang di input tadi seperti berikut :

Gambar 2.12 Tampilan Intial Tableau

l. Lalu tekan enter dua kali, akan muncu tampilan seperti berikut ini :

Gambar 2.13 Tampilan Menu Final Solution

m. Pilih display the final solution lalu tekan enter akan muncul tampilan table waktu atau biaya optimal, akan muncul tampilan seperti berikut :

Gambar 2.14 Tampilan Tabel Optimal
n. Tabel optimal dengan nilai biaya minimum Rp. 68,-

b. Masalah Maksimalisasi
Metode penugasan Hungarian untuk minimisasi juga dapat diterapkan untuk masalah penugasan yang menyangkut maksimisasi. Dalam masalah maksimisasi, matriks elemen-elemen menunjukkan tingkat keuntungan ( Indeks produktifitas ). Efektivitas pelaksanaan tugas oleh karyawan-karyawan individual diukur dengan jumlah kontribusi keuntungan.

Langkah-langkah penyelesaian adalah sama dengan masalah minimisasi. Perbedaannya hanya terletak pada langkah pertama pada langkah tersebut ditentukan nilai pada setiap nilai terbesarnya, sedangkan langkah selanjutnya semua dengan masalah minimalisasi.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian
Dalam Penulisan Ilmiah ini penulis menggunakan objek penelitian pada:
Perusahaan : Usaha Akuarium Resto
Alamat : Jl. Wibawa mukti Rt 01/Rw 05 No. 2
Jati Asih-Bekasi 17422
Telepon : (021) 8225353

Dimana Akuarium Resto ini merupakan suatu usaha yang bergerak didalam bidang pelayanan (jasa) yang menyajikan menu-menu makanan tradisional dan Chinese food.

3.2 Data/Variabel

Data yang digunakan penulis adalah data primer yang berupa data kuantitatif yaitu data-data nama karyawan, jenis pekerjaan dan pencatatan waktu penyelesaian pekerjaan.
3.3 Metode pengumpulan data

Metode Penulisan ilmiah ini penulis mengadakan penelitian dengan cara :
1. Field Research ( Riset Lapangan )
a. Wawancara
Penulis mengadakan wawancara langsung dengan pemimpin yang memiliki bagian pemasaran sekaligus bagian umum serta karyawan-karyawan tertentu lainnya. Untuk itu penulis mendapatkan data langsung dabn keterangan-keterangan yang diperlukan dari perusahaan usaha resto tersebut.
b. Observasi
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti data-data yang diperoleh dengan membaca buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti dan hasilnya dikumpulkan serta dipelajari sebagai bahan acuan dalam penyusunan penulisan ilmiah ini.

2. Library Research (Riset perpustakaan)
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti data-data yang diperoleh dengan membaca buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti dan hasilnya dikumpulkan serta dipelajari sebagai acuan dalam penyusunan penulisan ilmiah ini.
3.4 Alat analisis yang digunakan
3.4.1. Metode Hungarian
Metode Hungarian adalah suatu metode yang dikembangkan oleh ahli matematika bernama D. Koing asal Hungarian pada tahun 1916, penerapannya bahwa setiap sumber daya harus ditugaskan hanya untuk satu pekerjaan. Untuk suatu masalah penugasan n x n, jumlah penugasan yang dilakukan sama dengan n! (n factorial) karena perpasangan satu – satu. Masalah penugasan ini terbagi dua, yaitu masalah maksimisasi dan minimisasi.
Kelebihan Metode Hungarian adalah menjadwalkan setiap assignee pada suatu assignment secara efisien dan efektif, mengetahui besar keinginan yang ditimbulkan atau keuntungan yang didapatkan dari suatu penugasan karyawan dan meningkatkan produktifitas karyawan agar lebih optimal dalam penugasan
Secara matematik, masalah penugasan dapat dinyatakan dalam bentuk linier programming sebagai berikut :
m n
Z = ∑ ∑ CijXij
i = 1 j = 1
Dengan batasan-batasan
m n
∑ Xij = ∑Xij = 1
i = 1 j = 1
dan
Xij ≥ 0 ( Xij = X2ij )
dengan keterangan bahwa Cij adalah tetapan yang telah diketahui.
Keterangan :
Z = Total biaya distribusi
Cij = Biaya distribusi per unit
Xij = Jumlah barang yang didistribusikan dari sumber (i)
Ketujuan (j)
i = Sumber
j = Tujuan

dengan keterangan bahwa Cij adalah tetapan yang telah diketahui.
c. Masalah Minimisasi
Suatu perusahaan kecil mempunyai 4 pekerjaan yang berbeda untuk diselesaikan oleh 4 karyawan. Biaya penugasan untuk seorang karyawan untuk pekerjaan yang berbeda adalah berbeda karena sifat pekerjaan berbeda-beda. Setiap karyawan mempunyai tingkat keterampilan, pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan serta latihan yang berbeda pula. Sehingga biaya penyelesaian pekerjaan yang sama oleh para karyawan-karyawan yang berlainan juga berbeda.
Tabel 3.1
Pekerjaan
I II III IV
Karyawan
A Rp 15.00 Rp 20.00 Rp 18.00 Rp 22.00
B 14.00 16.00 21.00 17.00
C 25.00 20.00 23.00 20.00
D 17.00 18.00 18.00 16.00
Matriks biaya

Langkah – langkah penyelesaiannya sebagai berikut :
1. Langkah pertama adalah menentukan nilai terkecil dari setiap baris, lalu mengurangkan semua nilai dalam baris tersebut dengan nilai terkecilnya.

Tabel 3.2
Reduced – cost matrix
Pekerjaan

Karyawan
I
II
III
IV
A
B
C
D 0
0
5
1 5
2
0
2 3
7
3
2 7
3
0
0

2. Diperiksa apakah setiap kolom telah mempunyai nilai nol. Bila sudah di lanjutkan ke langkah tiga jika belum dilakukan penentuan nilai terkecil dari setiap kolom tersebut dikurangkan dengan nilai terkecilnya.

Tabel 3.3
Total – opportunity – cost matrix
Pekerjaan

Karyawan
I
II
III
IV
A
B
C
D 0
0
5
1 5
2
0
2 1
5
1
0 7
3
0
0

3. Ditentukan apakah terdapat nilai n elemen nol dimana tidak ada nol yang berada pada baris atau kolom yang sama, dimana n adalah jumlah baris atau kolom. Jika ada, maka tabel telah optimal, jika tidak dilanjutkan kelangkah keempat.
Tabel 3.4
Test for optimality
Pekerjaan

Karyawan
I
II
III
IV
A
B
C
D 0
0
5
1
5
2
0
2 1
5
1
0 7
3
0
0

4. Dilakukan penutupan semua nilai nol dengan menggunakan garis vertical atau garis horizontal seminimal mungkin.

Tabel 3.4
Revised matrix dan test for optimality
Pekerjaan

Karyawan
I
II
III
IV
A
B
C
D 0
0
6
2
4
1
0
2 0
4
1
0 6
2
0
0

5. Karena jumlah garis minimum tidak sama dengan jumlah baris maupun kolom maka dilakukan revisi dengan langkah – langkah sebagai berikut:
• Pilih angka terkecil dari yang tidak kena garis
• Angka yang tidak kena garis dikurangi angka terkecil itu
• Angka yang kena garis baris dan kena garis kolom ditambah angka terkecil itu.
• Angka yang Cuma kena garis baris atau garis kolom dibiarkan saja

Tabel 3.5
Skedul Penugasan
Skedul Penugasan
A – III
B – I
C – II
D – IV Rp 18,00
14,00
20,00
10,00
Rp 68,00

3.4.2 Penyelesaian menggunakan Software QSB ( Quantitive Systems for Busness ) versi 3.0
Gambar 3.1 Tampilan Awal QSB

a. Tekan sembarang keypad sampai muncul tampilan seperti dibawah ini :
Gambar 3.2 Tampilan Menu Utama QSB
b. Selanjutnya pilih Assignment problem dan tekan enter, akan muncul tampilan seperti berikut :

Gambar 3.3 Tampilan Function Assignment Problem

c. Pilih enter new problem dan tekan enter, sehingga muncul tampilan seperti berikut ini :

Gambar 3.4 Tampilan Input Nama User

d. Ketik nama User sebagai syarat untuk masuk ke program selanjutnya tidak lebih dari 20 huruf, akan muncul tampilan seperti berikut :

Gambar 3.5 Tampilan ASMP Entry

e. Apakah yang akan dipilih ada dua pilihan maksimal (1) atau minimal (2), pertanyaan pertama adalah ada berapa objek (pekerjaan)? Ketik jumlah pekerjaan yang ada kemudian tekan enter, pertanyaan kedua ada bera tugas (pekerjaan)? Ketik jumlah pekerjaan yang ada kemudian tekan enter, pertanyaan terakhir cukup saja n kemudian tekan enter lalu spasi, akan muncul tampilan seperti berikut :

Gambar 3.6 Tampilan input nama pegawai

f. Ketik nama pekerja satu persatu (tidak melebihi enam huruf) pada kolom yang sudah disediakan seperti diatas, kemudian tekan enter lalu spasi, akan muncul tampilan seperti berikut :

Gambar 3.7 Tampilan Input Nama Pekerjaan ( Tugas )
g. Ketik nama pekerjaan ( tugas ) satu persatu ( tidak melebihi eanam huruf ) pada kolom yang disediakan, kemudian akan muncul tampilan seperti berikut :

Gambar 3.8 Tampilan Free Format

h. Ketik n tampilan diatas kemudian tekan enter untuk melanjutkan ke program selanjutnya, akan muncul tampilan seperti berikut :

Gambar 3.9 Tampilan Input Perolehan Nilai Biaya (waktu)

i. Isi kolom yang sudah tersedia satu persatu dengan nilai perolehan biaya atau waktu, kemudian tekan enter lalu spasi kemudian tekan enter lagi, maka akan muncul tampilan seperti berikut :

Gambar 3.10 Tampilan Option Function Solve Problem

j. Pilih solve problem tekan enter, akan muncul tampilan seperti berikut :

Gamba Gambar 3.11 Tampilan Option Menu For Solving
k. Pilih solve and display the initial tableau lalu tekan enter, kemudian akan muncul tampilan nilai waktu dan biaya yang di input tadi seperti berikut :

Gambar 3.12 Tampilan Intial Tableau

Gambar 3.13 Tampilan Option Menu For Solving

l. Pilih display the final solution lalu tekan enter akan muncul tampilan table waktu atau biaya optimal, akan muncul tampilan seperti berikut:
Gambar 3.14 Tampilan Tabel Optimal
m. Tabel optimal dengan nilai biaya minimum Rp. 68,-

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Data dan Profil Objek Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Akuarium Resto merupakan suatu usaha perseorangan yang bergerak dibidang usaha kuliner (makanan). Akuarium resto didirikan pada tahun 2003, sebelum usaha kuliner ini didirikan perusahaan ini bernama Komsen Akuarium yang didirikan oleh bapak Arief Ontowingo.
Komsen Akuarium ini berdiri sejak tahun 2000, dimana Komsen Akuarium ini menjual jenis – jenis ikan hias dan jenis – jenis makanan untuk ikan hias. Kedua usaha tersebut dijalankan dengan baik oleh bapak Arief, modal yang dikeluarkan sebesar Rp. 100.000.000,- untuk kedua usahanya.
Akuarium Resto menyedikan jenis – jenis makanan tradisional dan japanise food, tempat ini sangat nyaman, bersih dan romantic. Fasilitas – fasilitas yang disediakan adalah adanya live music, free access internet dan juga mushola untuk beribadah bagi umat muslim. Motto yang digunakan oleh Akuarium Resto ini adalah Senyum, Sapa dan Santun yang diterapkan kepada setiap karyawannya.
Dalam setiap harinya Akuarium Resto dikunjungi sekitar 100 orang. Para karyawan mulai bekerja dari pukul 10.00 s/d 22.00 wib, jumlah karyawan di Akuarium Resto sebanyak 23 orang yang terdiri dari kasir 2 0rang, koki 4 orang, wetris 5 orang, waiter 5 orang, office boy 5 orang dan parkir 2 orang.

4.2.1. Struktur Organisasi

PEMILIK

Bag.KEUANGAN

KOKI KASIR WAITER/WAITRIS

OFFICE BOY PARKIR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Akuarium Resto

Keterangan :
1. Pemilik Perusahaan ( Arief Ontowingo ) yang mempunyai tanggungjawab penuh terhadap seluruh bagian perusahaan dan dapat mengatasi semua masalah yang terjadi diperusahaan.
2. Bag. Keuangan sebagai bagian dari perusahaan yang bertanggungjawab mengatur pemasukan dan pengeluaran keuangan perusahaan.
3. Kasir sebagai bagian dari perusahaan yang bertanggungjawab menangani pelayanan pada pembayaran (bon).
4. Koki sebagai bagian yang bertanggungjawab pada bagian memasak menu-menu yang disediakan oleh Akuarium Resto.
5. Waiter/Waitris sebagai bagian dari perusahaan yang melayani para konsumen.

6. Office Boy sebagai bagian perusahaan yang bertanggungjawab atas kebersihan, keindahaan Akuarium Resto.
7. Parkir sebagai bagian perusahaan yang bertanggungjawab pada bagian keamanan pakiran.

4.1.2 Dasar Penempatan Karyawan
Dalam penempatan karyawan disetiap usaha sangat diperlukan. Tetapi harus dapat dilihat juga apakah karyawan yang ditempatkan di pekerjaan tersebut sudah sesuai atau belum. Selain itu juga dapat dilihat pada keahlian dan kemampuan yang dimiliki setiap karyawan yang ada.
Pada Akuarium Resto penempatan karyawan yang dilakukan oleh pimpinan berdasarkan tingkat keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing karyawan. Sehingga penempatan karyawan dapat optimal pada pekerjaannya.

4.2. Hasil Penelitian dan Analisis
Adapun data yang diperoleh penulis bersumber dari pemilik dan orang-orang yang terlibat didalam kegiatan yang dilakukan pada Akuarium Resto. Pada awal perekrutan tenaga kerja Akuarium Resto, masing – masing tenaga kerja menguasai ketiga bidang tersebut yaitu koki, line cook dan priperation. Namun pada saat mengadakan interview penempatan tenaga kerja dilakukan berdasarkan minimisasi waktu dan penilaian berdasarkan keahlian pada salah satu bidang dengan menggunakan data tersebut penulis dapat melakukan analisis penempatan tenaga kerja Akuarium Resto dengan Metode Hungarian. Berdasarkan data yang diperoleh maka perhitungan pada masalah penugasan ini hanya membahas masalah minimisasi waktu. Dibawah ini merupakan tabel perolehan waktu kerja karyawan dalam menghasilkan satu menu yang dipesan.
Tabel 4.1
Tabel Perolehan Waktu Kerja Karyawan
( dalam satuan menit )

Pekerjaan
Karyawan Koki Line Cook Priperation Dummy
Ari 05.15 04.33 03.45 00.00
Iwan 05.21 04.44 03.23 00.00
Yono 04.55 04.21 03.22 00.00
Yosef 05.11 04.28 03.00 00.00
Sumber Data : Akuarium Resto

Berdasarkan table 4.1 diatas dapat dilihat bahwa Akuarium Resto waktu tercepat yang mungkin dapat dikerjakan sesuai dengan keahlian dan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing karyawan. Untuk itu masalah ini masuk kedalam masalah minimalisasi dan keempat karyawan tersebut pernah berkerja pada masing-masing bagian pekerjaan tersebut. Yang sebelumnya karyawan Ari bekerja pada bagian koky, karyawan Iwan berkerja pada bagian Line cook, dan karyawan Yono pada bagian Priperation.

Berdasarkan data yang diperoleh maka kita dapat melakukan perhitungan pada masalah minimisasi waktu kerja dari setiap perolehan waktu yang dilakukan oleh masing-masing karyawan dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan kemampuan masing-masing individu dengan menggunakan Metode penugasan (Hungarian). Sehingga pada akhirnya akan menunjukan bahwa setiap karyawan seharusnya ditugaskan pada bagian pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki masing-masing karyawan tersebut dalam meminimisasikan waktu kerja.
Berdasarkan table 4.1 penulis dapat menggunakan langkah-langkah penyelesaian dengan Metode Penugasan (Hungarian) untuk masalah minimisasi terebut adalah sebagai berikut :

a) Langkah 1
Tentukan nilai terkecil dari setiap baris, dimana hasil penentuan nilai terkecil adalah sebagai berikut :
◊ Baris I = 00.00
◊ Baris II = 00.00
◊ Baris III = 00.00
◊ Baris IV = 00.00

Kemudian kurangkan semua nilai pada baris dengan nilai terkecil pada baris tersebut, dimana setiap nilai pada baris I dikurangkan dengan 00.00, baris II dikurangkan dengan 00.00, baris III dikurangkan dengan 00.00, dan baris IV dikurangkan dengan 00.00

◊ Baris I
Elemen 1.1 = 05.15 – 00.00 = 04.15
Elemen 1.2 = 04.33 – 00.00 = 04.33
Elemen 1.3 = 03.45 – 00.00 = 04.45
Elemen 1.4 = 00.00 – 00.00 = 00.00

◊ Baris II
Elemen 2.1 = 05.21 – 00.00 = 04.21
Elemen 2.2 = 04.44 – 00.00 = 04.44
Elemen 2.3 = 04.23 – 00.00 = 03.23
Elemen 2.4 = 00.00 – 00.00 = 00.00

◊ Baris III
Elemen 3.1 = 04.55 – 00.00 = 04.55
Elemen 3.2 = 04.21 – 00.00 = 04.21
Elemen 3.3 = 03.22 – 00.00 = 03.22
Elemen 3.4 = 00.00 – 00.00 = 00.00

◊ Baris IV
Elemen 4.1 = 05.11 – 00.00 = 05.11
Elemen 4.2 = 04.28 – 00.00 = 04.28
Elemen 4.3 = 03.55 – 00.00 = 03.55
Elemen 4.4 = 00.00 – 00.00 = 00.00

Apabila rincian tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel maka akan diperoleh tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2
Hasil perbaikan Pertama
(dalam satuan menit)
Pekerjaan
Karyawan Koki Line Cook Priperation Dummy
Ari 05.15 04.33 03.45 0
Iwan 05.21 04.44 03.23 0
Yono 04.55 04.21 03.22 0
Yosef 05.11 04.28 03.00 0
Sumber Data : Akuarium Resto

b) Langkah 2
Lakukan pemeriksaan pada setiap kolom, apakah telah terdapat nilai nol. Pada table 4.2 dapat dilihat hanya kolom IV saja yang mempunyai nilai nol, sedangkan untuk kolom I, II dan III belum terdapat nilai nol. Sehingga perlu dilakukan penentuan nilai terkecil pada setiap kolom tersebut yang belum mempunyai nilai nol, kemudian setiap nilai pada kolom tersebut dikurangkan dengan nilai terkecil dimana :

◊ Kolom I = 04.55
◊ Kolom II = 04.21
◊ Kolom III = 03.00
◊ Kolom IV = 0

Dibawah ini merupakan hasil rincian dari pengurangan setiap nilai kolom tersebut :
◊ Kolom I
Elemen 1.1 = 05.15 – 04.55 = 00.60
Elemen 2.1 = 05.21 – 04.55 = 00.66
Elemen 3.1 = 04.55 – 04.55 = 00.00
Elemen 4.1 = 05.11 – 04.55 = 00.56

◊ Kolom II
Elemen 1.2 = 04.33 – 04.21 = 00.12
Elemen 2.2 = 04.44 – 04.21 = 00.23
Elemen 3.2 = 04.21 – 04.21 = 00.00
Elemen 4.2 = 04.28 – 04.21 = 00.07

◊ Kolom III
Elemen 1.3 = 03.45 – 03.00 = 00.45
Elemen 2.3 = 03.23 – 03.00 = 00.23
Elemen 3.3 = 03.22 – 03.00 = 00.22
Elemen 4.3 = 03.00 – 03.00 = 00.00

◊ Kolom IV
Elemen 1.4 = 0 – 0 = 0
Elemen 2.4 = 0 – 0 = 0
Elemen 3.4 = 0 – 0 = 0
Elemen 4.4 = 0 – 0 = 0

Setelah melakukan perincian dan pemeriksaan pada setiap kolom yang tidak terdapat nilai nol maka akan diperoleh hasil nilai seperti yang tersaji pada table 4.3 berikut :

Tabel 4.3
Hasil Perbaikan Kedua
(dalam satuan menit)
Pekerjaan
Karyawan Koki Line Cook Priperation Dummy
Ari 00.60 00.12 00.45 0
Iwan 00.66 00.23 00.23 0
Yono 0 0 00.22 0
Yosef 00.56 00.07 0 0
Sumber Data : Data Olahan

c) Langkah 3
Periksa apakah pada table 4.3 telah terdapat suatu penugasan yang layak, dimana tidak ada nilai nol yang terdapat pada baris dan kolom yang sama. Jika diperhatikan pada tabel 4.3 kita masih menemukan adanya nilai nol yang terdapat pada baris dan kolom yang sama, hal ini menandakan bahwa tabel belum optimal. Sehingga perlu dilakukan langkah-langkah penyelesaian selanjutnya guna mendapatkan tabel optimal.

d) Langkah 4
Menutup semua nilai nol dengan dua garis vertikal atau horizontal seminimal mungkin seperti yang terlihat pada tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4
Hasil Perbaikan Ketiga
(dalam satuan menit)

Pekerjaan
Karyawan Koki Line Cook Priperation Dummy
Ari 00.60 00.12 00.45 0

Iwan 00.66 00.23 00.23 0
Yono 0
0 00.22 0
Yosef 00.56
00.07 0 0
Sumber Data : Data Olahan

e) Langkah 5
Berdasarkan tabel 4.4 diatas banyaknya garis belum mencapai optimal, hal ini dapat dilihat pada garis yang ditarik melalui 2 garis pada baris dan 1 garis pada kolom, untuk itu kita perlu revisi pada tabel tersebut dengan cara:
▪ Melakukan penentuan nilai terkecil dari nilai-nilai yang tidak tertutup garis, bila diperhatikan pada tabel 4.4 nilai terkecilnya adalah 00.12.
▪ Kemudian dikurangkan setiap nilai yang tertutup garis dengan nilai terkecil tersebut yaitu 00.12, dibawah ini merupakan hasil rincian dari penjelasan tersebut:
Elemen 1.1 = 00.60 – 00.12 = 00.48
Elemen 1.2 = 00.12 – 00.12 = 00.00
Elemen 1.3 = 00.45 – 00.12 = 00.33
Elemen 2.1 = 00.66 – 00.12 = 00.54
Elemen 2.2 = 00.23 – 00.12 = 00.11
Elemen 2.3 = 00.23 – 00.12 = 00.11

▪ Kemudian ditambahkan hasil yang tertutup garis baris dan kolom dengan angka terkecil tersebut :
Elemen 3.4 = 00.00 + 00.12 = 00.12
Elemen 4.4 = 00.00 + 00.12 = 00.12
▪ Angka yang hanya terkena garis baris dan garis kolom dibiarkan saja.

Setelah dilakukan revisi maka akan diperoleh tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.5
Tabel Akhir ( Optimal )
(dalam satuan menit)
Pekerjaan
Karyawan Koki Line Cook Priperation Dummy
Ari 00.48
0 00.33 0

Iwan 00.54 00.11 00.11 0
Yono 0
0 00.22 00.12
Yosef 00.56
00.07 0 00.12
Sumber Data : Data Olahan

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kembali apakah telah terdapat suatu penugasan yang layak yang memberikan solusi optimal pada tabel 4.5. Jika telah diperolehnya tabel yang optimal, maka kita dapat melakukan penugasan terhadap 3 jenis pekerjaan yang berbeda kepada 4 orang karyawan dalam bidang tata boga (memasak). Dengan diperolehnya tabel yang optimal, maka tinggal melakukan penugasaan yang diberikan kepada pasangan assignee (penerima tugas) – assignment (penugasan). Pada kotak yang bernilai tabel optimal.
Setelah penulis melakukan analisis dari data yang diperoleh dengan menggunakan metode Hungarian, maka masalah penugasaan tersebut memiliki solusi yang optimal.
Penentuan penugasan sebaiknya dimulai dari baris yang hanya mengandung satu nilai nol, sedangkan untuk kolom dummy nilai nol dianggap pekerjaan semu ( dummy job ). Dimana pada tabel 4.5 baris yang dimaksud adalah baris I dan III. Hal ini berarti karyawan Ari ditempatkan pada bagian Line cook, karyawan Yono ditempatkan pada bagian koki (juru masak). Sedangkan karyawan Yosef ditempatkan pada bagian priperation
Maka skedul penugasan optimal dengan waktu pengerjaan tercepat adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6
Penempatan Karyawan menggunakan Metode Hungarian
(dalam menit)
Karyawan Jenis Pekerjaan Waktu pengerjaan (menit)
Ari Line cook 04.33
Yono Koki (Juru masak) 04.55
Yosef Priperation 03.00
Jumlah 11.88

3.2.1. Penempatan Karyawan menggunakan Software QSB

Gambar 4.2 Tampilan Hasil Optimal menggunakan software QSB

Dari hasil Tabel 4.6 diatas dapat dikatakan bahwa total waktu yang dapat ditempuh oleh karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya di Akuarium Resto adalah 11.88 menit, dengan jenis makanan tradisional dan chainese food.

Perbandingan penghematan waktu yang dikeluarkan Akuarium Resto dengan menggunakan Metode Penugasan/Hungarian.
Akuarium Resto sudah mengalokasikan karyawan pada bidangnya masing-masing pada bagian memasak.Waktu yang ada pada Akuarium Resto sesuai dengan pekerjaan masing-masing adalah sebagai berikut :
1. Ari : Koky = 05.15 menit
2. Iwan : Line cook = 04.44 menit
3. Yono : Priperation = 03.22 menit
Jumlah = 12.81 menit
Maka waktu yang ada oleh Akuarium Resto sebesar 28.14 menit. Sedangkan perhitungan waktu dengan menggunakan metode Penugasan/Hungarian adalah :
1. Ari : Line Cook = 04.33 menit
2. Yono : Koki (juru masak) = 04.55 menit
3. Yosef : Spooring/Balance = 03.00 menit
Jumlah = 11.88 menit

Waktu yang dikeluarkan dengan metode penugasan /Hungarian adalah sebesar 11.88 menit. Dari kedua cara tersebut, maka dapat dibandingkan bahwa waktu yang sebaiknya digunakan adalah dengan menggunakan metode penugasan/Hungarian lebih hemat dibandingkan waktu yang telah dikeluarkan oleh Akuarium Resto. Selisih antara waktu/lamanya penyelesaian pekerjaan tersebut adalah :
Selisih = Waktu penyelesaian sebelumnya – waktu penyelesaian dengan metode penugasan:
= 12.81 menit – 11.88 menit
= 00.93 menit

Waktu penyelesaian dengan menggunakan metode Penugasan/Hungarian lebih hemat dibandingkan dengan waktu penyelesaian yang dikeluarkan oleh Akuarium Resto, yaitu sebesar 00.93 menit. Selain itu keuntungan yang didapat adalah :
- Dapat menempatkan karyawan pada pekerjaan masing-masing sesuai dengan Keahlian dan keterampilan yang dimiliki
- Dengan pekerjaan yang sesuai tersebut maka akan didapat hasil yang optimal bagi Akuarium Resto dan juga karyawan itu sendiri.

4.3 Rangkuman Hasil Penelitian
Dengan ini Penulis dapat merangkum hasil perolehan diatas bahwa perbandingan sebelum dan sesudah menggunakan Metode Penugasan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.7
Skedul Penempatan Kerja

Karyawan Sebelum menggunakan metode penugasan Setelah menggunakan metode penugasan
Pekerjaan Waktu penyelesaian Pekejaan Waktu penyelesaian
Ari
Iwan
Yono
Yosef Koky
Line cook
Priperation
Priperation
05.15 menit
04.44 menit
03.22 menit
-
12.81 menit
Line cook
Line cook
Koki
Priperation
04.33 menit
-
04.55 menit
03.00 menit
11.88 menit

Sumber Data : Data Olahan

4.3.1 Analisis Penelitian
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan oleh penulis pada Penelitian Ilmiah ini, maka didapatkan suatu rangkuman hasil penelitian. Dimana sebelum menggunakan Metode Penugasan, Akuarium Resto membutuhkan waktu sekitar 12.81 menit dalam menghasilkan satu jenis makanan, sedangkan setelah menggunakan Metode Penugasan terjadi peningkatan waktu yang optimal sebesar 11.88 menit dalam menghasilkan satu jenis makanan. Selisih waktu yang di peroleh sekitar 00.93 menit dan selisih waktu tersebut dapat memberikan dampak yang baik serta menguntungkan bagi usaha kuliner Akuarium Resto yaitu dapat menempatkan karyawan pada pekerjaan masing-masing sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang dimiliki.

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan oleh penulis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Untuk Penempatan tenaga kerja yang dilakukan Akuarium Resto belum tepat dari segi waktu, karena dilihat dari hasil perolehan waktu yang dibutuhkan dalam memasak satu jenis makanan adalah 12.81 menit. Dimana memakan waktu lebih besar dibandingkan setelah menggunakan Metode Penugasan(Hungarian), karena setelah menggunakan metode tersebut terjadi peningkatan waktu yang tepat sekitar 11.88 menit. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meminimisasikan waktu kerja karyawan yang diperoleh dari setiap bagian pekerjaan.
2. Hasil perhitungan dari data yang diperoleh pada Akuarium Resto maka penempatan tenaga kerja setelah menggunakan Metode Penugasan (Hungarian) adalah sebagai berikut :
• Karyawan Yono ditempatkan pada bagian Koki (Juru Masak)
• Karyawan Ari ditempatkan pada bagian Line cook
• Karyawan Yosef ditempatkan pada bagian Priperation

5.2. Saran
Dengan hasil analisis yang dilakukan oleh penulis pada Akuarium Resto, penulis menyarankan agar dalam penempatan tenaga kerja dan menghasilkan waktu yang optimal dalam meminimisasi waktu sebaiknya Akuarium Resto menggunakan Metode Penugasan (Hungarian).
Selain itu pula penulis menyarankan agar lebih memperhatikan kinerja karyawan agar lebih baik lagi untuk jangka panjang Akuarium Resto.

5.3. Keterbatasan Penelitian (optional)
Mengingat keterbatasan waktu dan pengalaman penulis, maka penulis menyadari bahwa pada proses penyusunan Penulisan Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini dikarenakan sulitnya dalam menentukan objek yang akan diteliti dan mendapatkan data dari objek yang akan diteliti tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar Prabu Mangkunegara. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : Remaja Rasdakanya

Chang, Yih-long & Robert S.Sullivan. Software QSB. Versi 3.0
Gauzali Saydam. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Human Resources Management Jilid 1. Jakarta : Gunung Agung

Pangestu Subagyo,dkk, 2000. Dasar-Dasar Operation Research.Edisi ke-2. Yogyakarta:BPFE.

Sri Mulyono, 2004. Riset Operasi.Edisi Revisi.Jakarta:FEUI.
T. Hani Handoko. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi. Edisi 1.Yogyakarta :BPFE.

T. Hani Handoko. 2001. Manajemen Personalia Dan Sumberdaya Manusia.Edisi 2.Yogyakarta:BPFE.

SUMBER DIAMBIL DARI :
VN:F [1.6.8_931]
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/analisis-penempatan-kerja-karyawan-dengan-menggunakan-metode-penugasan-pada-akuarium-resto-jati-asih-bekasi/