Rabu, 31 Maret 2010

tugas riset akuntansi 2

Metode historis atau metode dokumenter adalah cara penelitian yang menggunakan data pada kepustakaan, statistika dan lainnya yang bersumber pada catatan atau dokumentasi. sumber bisa juga berupa barang-barang peninggalan tertulis seperti misalnya lontar, buku, relief, candi, arsip negara, buku harian, peninggalan seperti fosil, senjata, bangunan,
peninggalan tidak tertulis: adat istiadat, bahasa, dongeng, kepercayaan, Sumber data bisa primer dan sekunder. tidak ada rancangan percobaan.
bidang ilmu, ilmu pertanian, peternakan, banyak di dalam sejarah dan archeologi, bahasa, kebudayaan dan kedokteranSifatnya adalah memberikan informasi dan latar belakang dan pandangan yang dapat bermanfaat dalam mengevaluasi problema yang sedang hangat dan sedang terjadi.

contoh Jurnal :

Pengaruh Modal Asing Terhadap Tingkat Rentabilitas Modal Sendiri

ABSTRAKSI

Modal merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk menjamin adanya stabilitas financial dan kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Struktur permodalan atau sumber permodalan suatu perusahaan pada dasarnya berasal dari modal sendiri dan modal asing/hutang. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan sedangkan modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan atau modal pinjaman dari pihak kreditur
Adanya hutang/modal asing akan memberikan pengaruh terhadap tingkat rentabilitas ( pendapatan ) modal sendiri, baik itu pengaruh positif atau pengaruh negatif atau bahkan tidak berpengaruh sama sekali. Hal ini bisa terjadi karena setiap menggunakan hutang sebagai modal asing pasti akan disertai dengan tingkat bunga yang harus dibayar oleh pihak perusahaan.
Apabila tingkat rentabilitas eknomi atau hasil pendayagunaan atas hutang/modal asing tersebut lebih besar dibandingkan dengan tingkat bunga atas hutang/modal asing, maka sisa dari pembayaran bunga atas hutang/modal asing tersebut akan menaikkan atau berpengaruh positif terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri. Sebaliknya apabila tingkat rentabilitas ekonomi atau hasil pendayagunaan atas hutang/modal asing lebih kecil dari tingkat bunga atas hutang/modal asing maka kekurangan untuk membayar bunga atas hutang/modal asing tersebut harus ditutup dari hasil pendayagunaan modal sendiri atau rentabilitas modal sendiri, dengan kata lain adanya hutang atau modal asing berpengaruh negatif terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri.
Untuk melihat bagaimana pengaruh adanya hutang atau modal asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri, dapat menggunakan analisa ratio yaitu analisa Financial Liverage Indek ( FLI ). Apabila hasil analisa menujukan indek lebih dari 1,00 maka adanya hutang/modal asing tersebut berpengaruh positif terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri, tetapi sebaliknya apabila hasil analisa menunjukan indek kurang dari 1,00 maka adanya hutang/modal asing tersebut berpengaruh negatif terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri.

No. Daftar :
PENGARUH MODAL ASING
TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS MODAL SENDIRI

PADA KOPERASI MITRA BINANGKIT NYALINDUNG
KABUPATEN SUKABUMI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menempuh Ujian Sarjana Pendidikan
Jurusan Ilmu Pendidikan Sosial Program Studi Pendidikan
Dunia Usaha/Akuntansi

Disusun oleh :

Muhamad Andriyan

NIM : 02660526

SEKOLAH TINGGI ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
STKIP PGRI KOTA SUKABUMI
2005

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim


Puji serta Syukur penuliskan panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini dengan Judul : “ PENGARUHMODAL ASING TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS MODAL SENDIRI. “ sebagai salah satu syarat untuk meyelesaikan program ( S 1 ) Strata S-I pada Jurusan IPS Program Akuntansi di STKIP PGRI Kota Sukabumi.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan laporan skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan penulis dalam hal pengetahuan dan pengalaman, untuk itu kritik dan dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk menambah wawaan penulis.
Banyak pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasihyang sebesar-besarnya pada yang terhormat :
1. Bapak Drs. Misbah Almunir sebagai Ketua STKIP PGRI Kota Sukabumi
2. Bapak Drs. Vredi Kasta Marta,MBA,MM sebagai pembimbing I yang selalu memberikan pengarahan dalam penyususnan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Dodi Wiriadi sebagai pembing II sekaligus Ketua Jurusan IPS Program Akuntansi yang telah memberikan arahan, bimbingan dan petunjuk dalam penulisan skripsi ini hingga tersesesaikannya
4. Seluruh Dosen dan Staff STKIP PGRI Sukabumi.
5. Ibu Aminah Ibunda dan Ayahanda tercinta yang telah memberikan do’a dan motivasi yang pernah berhenti
6. Bapak A. Sudrajat Sebagai Ketua Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung yang telah membantu dalam penelitian di lapangan.
7. Bapak Tatang Akhamd S, BA Kepala Sekolah SMK PGRI 1 Kota Sukabumi
8. Ibu Dra. Tinny Kartinny Wakasek Kurikulum SMK PGRI 1 Kota Sukabumi
9. Ibu Esih Sukaesih Bendahara SMK PGRI 1 Kota Sukabumi
10. Indra Vina Purnama sebagai Karyawan Koperasi Mitra binangkit Nyalindung yang telah memberikan bantunnya.
11. Rekan-rekan mahasiswa khususnya Jurusan Akuntansi Tingkat IV yang telah memberikan motivasinya.
12. Yulia Alawiah Eulis yang telah memberikan semangat dan kasih sayangnya
13. Pak Akos S.Pd, Pak Indra S,Pd dan Pak Ian S.pd yang telah memberikan motivasinya
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pihak yang berkepntingan pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb Sukabumi Nopember 2005

Penulis,

DAFTAR ISI


Halaman
Lembar Pengesahan ………………………………………………………. .. i
Kata Pengantar ………………………………………………………. .. ii
Absraksi ………………………………………………………. iii
Daftar isi ………………………………………………………... iv
Daftar Gambar ………………………………………………………. .. v
Daftar Tabel ………………………………………………………... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah …………………………. 1
B. Rumusan dan pembatasan masalah …………………………. 2
C. Definisi variabel …………………………. 3
D. Kerangka Pemikiran …………………………. 5
E. Asumsi/Anggapan Dasar …………………………. 8
F. Hipoteis …………………………. 9
G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian …………………………. 10

BAB II LANDASAN TEORI
A. MODAL ASING …………………………. 11
1. Pengertian modal asing …………………………. 11
2. Jenis-jenis modal asing …………………………. 12
2. Karakteristik modal asing …………………………. 14
B. RENTABILITAS …………………………. 15
1. Pengertian Rentabilitas …………………………. 15
2. Pengertian rentabilitas ekonomi …………………… 17
3. Pengertian rentabilitas modal sendiri …………….. 20
4. Pengertian modal sendiri …………………………. 21
5. Jenis-jenis modal sendiri …………………………. 22
6. Karakteristik modal sendiri ……………………… 23

C. PENGARUH MODAL ASING TERHADAP TINGKAT
RENTABILITAS MODAL SENDIRI ………………… 24
1. Analisa Financial Liverage Indek ……………….. 24

BAB III METODA PENELITIAN
1. Metoda Penelitian …………………………. 27
2. Sumber data …………………………. 27
3 Populasi dan sapel …………………………. 29
4. Teknik Pengumpulan data …………………………. 30
5. Teknik Pengolahan data …………………………. 31
6. Operasional Tabel …………………………. 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBHASAN
A. Gambaran Umum Koperasi …………………………. 33.
1. Sejarah Singkat berdirinya Koperasi ………….. 33
2. Struktur Organisasi Koperasi ………………… 34
3. Kegiatan Usaha Koperasi …………………… 38
B. Liverage Keuangan Koperasi ………………………….. 38
C. Tingkat Rentabilitas Ekonomi dan
Tingkat Rentabilitas Modal Sendiri …………………… 40
D. Pengaruh Modal Asing Terhadap Tingkat
Rentabilitas Modal Modal Sendiri …………………… 44
1. Ratio Time Interest Earned Koperasi ………….. 48

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A, Kesimpulanda …………………………………………. 52
C. Rekomendasi …………………………………………. 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang masalah
Dalam setiap jenis perusahaan modal merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin stabilitas financial dan kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Struktur permodalan atau sumber permodalan dalam setiap perusahaan yang pokok dapat dibedakan menjadi 2 ( dua ), yang pertama modal dari para pemilik perusahaan atau yang disebut dengan modal sendiri, sedangkan yang kedua modal yang berasal dari kreditur atau yang disebut dengan modal asing.
Hubungannya dengan modal asing bagi pemilik perusahaan, adanya sumber permodalan yang berasal dari hutang di dalam perusahaan merupakan pula suatu resiko tersendiri terhadap kemungkinan rugi yang dihadapi dari dana yang mereka tanamkan.
Tetapi resiko tersebut juga diimbangi dengan adanya harapan untuk mendapatkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi ( rentabiltas ) sebagai akibat dari adanya modal asing ( hutang ) untuk menunjang permodalan dalam perusahaannya ( modal sendiri ).
Dengan menggunakan hutang ( modal asing ) yang disertai kewajiban membayar bunga yang bersifat tetap sebagai salah satu sumber modal perusahaan, akan mengakibatkan tiga kemungkinan yang bisa terjadi yaitu :
(1) rentabilitas yang dihasilkan oleh dana yang berasal dari hutang lebih besar dari biaya bunga atas hutang, (2) rentabilitas yang dihasilkan oleh dana yang berasal dari hutang sama dengan biaya bunga atas hutang, (3) rentabilitas yang dihasilkan oleh dana yang berasal dari hutang lebih kecil dari biaya bunga atas hutang tersebut.
Dengan berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebagai akibat dari adanya modal asing ( hutang ) dalam struktur permodalan perusahaan, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai berbagai kemungkinan tersebut, dengan judul “ Pengaruh modal asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri “.

B. Rumusan dan Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang diteliti fokus pada inti pemasalahan, kemudian berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, penulis perlu merumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut :
1. Bagaimana perbandingan antara modal asing dengan modal sediri pada perusahaan ?
2. Bagaimana tingkat rentabilitas ekonomi pada perusahaan ?
3. Bagaimana pengaruh modal asing terhadap rentabilitas modal sendiri pada perusahaan ?


Melihat permasalahan yang mungkin terjadi di perusahaan apabila di jabarkan sangat luas, maka penulis memilih dan membatasi permasalahan yang ada diperusahaan yaitu mengenai modal asing ( Hutang jangka panjang ) pengaruhnya terhadap tingkat rentabilitas modal sendri.

C. Definisi Variable

Untuk lebih memperjelas permasalahan yang akan diteliti, penulis akan menguraikan varibel-varaible yang dianggap perlu.
Variabel dalam skripsi ini dibedakan menjadi dua yaitu, variabel X dan varibel Y atau variabel yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi. Yang menjadi variabel X adalah Modal Asing dan variabel Y adalah Rentabilitas Modal Sendiri.
Dari variable yang disebutkan di atas dapat dijbarkan sebagai berikut

1. Modal Asing
Modal asing adalah modal yang digunakan perusahaan untuk membiayai operasional kegiatan usaha suatu perusahaan.
Menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto dalam bukunya “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”
“ Modal Asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja dalam perusahaan dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan hutang yang pada saatnya harus dibayar kembali “( 2001:227

Sedangkan menurut Drs. Harnanto, M, Soc, Sc dalam bukunya “ Analisa Laporan Keuangan “
“ Modal asing adalah modal yang berasal dari kreditur” ( Harnanto 1997:301

2. Rentabilitas modal sendiri
Menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan rentabilitas modal sendiri adalah ;
“ Perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di pihak lain. Atau dengan kata lain kemampuan perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalam perusahaan untuk menghasilkan keuntungan “. ( Bambang Riyanto 2001: 44 )
Sedangkan menurut Drs. S. Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan mengatakan bahwa rentabilitas modal sendiri adalah ;
“ Perbandingan antara laba antara laba yang tersedia bagi pemilik perusahaan dengan jumlah modal sendiri yang dimasukan oleh pemilik perusahaan tersebut “ ( Munawir 1979 : 33 )

Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa rentabilitas modal sendiri merupakan perbandingan laba yang dihasilkan pada periode tertentu dengan jumlah modal sendiri yang digunakan untuk merealisasikan laba tersebut.

D. Kerangka Pemikiran

Mengikutsertakan hutang ( modal asing ) dalam struktur permodalan suatu perusahaan. menurut Drs. Harnanto, M.Soc.Sc., akan berpengaruh terhadap modal sendiri sebagai berikut :
- Pengaruh yang bersifat positif
- Pengaruh yang bersifat negatif dan
- Pengaruh yang bersifat netral
Pengaruh yang bersifat positif apabila rentabilitas modal sendiri lebih besar dibandingkan dengan rentabilitas modal sendiri, ini berarti pendaatan (
rentabilitas ) yang dihasilkan dari modal / dana yang berasal dari hutang lebih besar dari biaya bunga atas hutang sehingga selisih pendapatan di atas biaya bunga tersebut merupakan kontribusi terhadap pemilik perusahaan ( menambah pendapatan yang dihasilkan dari modal sendiri ). Sedangkan pengaruh yang bersifat negatif apabila rentabilitas modal sendiri lebih kecil dari rentabilitas ekonominya. Ini berarti pendapatan ( rentabilitas ) yang dihasilkan dari modal / dana yang berasal dari hutang lebih kecil dari biaya bunga atas hutang, sehingga untuk membayar biaya bunga atas hutang tidak cukup ditutup oleh pendapatan yang dihasilkan dari pendayagunaannya, tetapi kekurangannya harus ditutup dari pendapatan yang dihasilkan dari modal yang berasal dari pemilik perusahaan ( modal sendiri ). Pengaruh yang bersifat netral apabila rentabilitas modal sendiri sama dengan rentabilitas ekonomisnya, ini berarti pendapatan yang dihasilkan dari dana

modal yang berasal dari hutang sama dengan biaya bunga atas hutang sehingga pendapatan yang dihasilkan dari dana yang berasal dari hutang tersebut hanya cukup untuk mebayar biaya bunga atas hutang.
Istilah positif negatif dan netral menurut Drs. Harnanto, M, Soc, Sc pada umunya dinyatakan dalam suatu Angka Indeks yang disebut dengan Financial Leverage Indek dengan pengerttian sebagai berikut :
1. Apabila indeks lebih dari 1,00, berarti pengaruh modal asing terhadap modal sendiri bersifat positif ( naik )
2. Apabila indeks kurang dari 1,00, berarti pengaruh modal asing terhadap modal sendiri bersifat negatif ( turun )
3. Apabila indeks sama dengan 1,00, berarti pengaruh modal asing terhadap modal sendiri bersifat netral ( tetap )


Adapun Financial Leverage Indeks dapat dicari dengan rumus :
ROEq
FLI = --------
ROTA

Dimana :
Fli = Financial leverage indeks
ROEq = Rentabilitas modal sendiri
ROTA = Rentabilitas ekonomi
Dan rentabilitas modal sendiri dapat dicari dengan rumus :
LB setelah BMA
ROEq = ----------------------- x 100 % atau
Modal Sendiri
LB
ROEq = ------ x 100 %
MS

E. Asumsi/Anggapan dasar
Asumsi / Anggapan dasar menurut Prof. Winaro Surakmad M,Sc. Ed adalah ;
“Asumsi/anggapan dasar atau postulat sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik.” ( Winaro Surakmad 1997:97 )

Sedangkan menurut Prof. Dr. Suharsini Arikunto

“ Asumsi/anggapan,postulat dasar adalah “ asumsi / anggapan daar, postulat harus didasarkan atas kebenaran yang telah diyakini oleh peneliti. “ ( Suharsini Arikunto1997:62 )

Berdasarkan kedua pengertian di atas penulis mengajukan asumsi/anggapan dasar dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Hutang atau modal asing merupakan sumber sumber dana bagi
perusahaan.
2. Bagi para pemiliki perusahaan adanya hutang dalam perusahaan merupakan pula suatu resiko
tersendiri terhadap kemungkinan rugi yang dihadapi dari dana yang mereka tanamkan ( modal sendiri ) tetapi resiko itu juga diimbangi dengan adanya harapan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi ( rentabilitas ) seabagai akibat dari penggunaan mdal asing ( hutang ) untuk menunjang permodalan perusahaan ( rentabilitas modal sendiri )
3. Biaya bunga atas hutang yang bersifat tetap. Oleh karena itu apabila rentabilitas yang dihasilkan dari pendayagunaan modal yang bersal dari hutang ( rentabilitas sekonomi ) lebih besar dari
biaya bunga atas hutang maka sisa atau selisihnya merupakan hak pemilik perusahaan sehingga menaikan ( Positip ) tingkat rentabilitas modal sendiri, tetapi sebaliknya apabila rentabilitas yang dihasilkan dari pendayagunaan modal yang bersal dari hutang ( rentabilitas sekonomi ) lebih kecil dari biaya bunga atas modal sehinga akan menurunkan ( negatif ) tingkat rentabilitas modal sendiri.

F. Hipotesis
Hipotesis menurut Prof. Dr. Suharsini Arikunto adalah;

“ sebagai suatu jawaban yang bersipat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. “Suharsini Arikunto 1997:67 )

Berdasarkan pengertian diatas penulis mengajukan hipotesis atas permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut :
Modal asing dapat berpengaruh terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri.

G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui berapa jumlah modal yang bersumber dari modal asing ( hutanng ) pada perusahaan.
2. Untuk mengetahui berapa tingkat rentabilitas ekonomi pada perusahaan.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri pada perusahaan.

. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis untuk meningkatkan kemampuan dalam menganalisa struktur permodalan serta pengaruhnya terhadap stabilitas financial satu perusahaan dan menerapkannya dilapangan.
2. Bagi masyarakat ilmiah yang berkepntingan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dan perbendaharaan ilmu pengetahuan.
3. Dengan diketahuinya pengaruh modal asing terhadap rentabilitas modal sendiri dalam struktur permodalan maka dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam penggunaan modal terutama modal asing.

BAB II
LANDASAN TEORI


A. Modal Asing
1. Pengertian Modal Asing
Semakin luasnya bidang usaha suatu perusahaan, akan menuntut besarnya dana yang dibutuhkan perusahaan tersebut. Pada saat dana yang berasal dari pemilik perusahaan sudah tidak bisa membiayai seluruh kegiatan operasional perusahaan, maka diperlukan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan. Dana tersebut dapat diperoleh melalui pinjaman kepada pihak lain ( kreditur ) yang selanjutnya di sebut dengan hutang atau modal asing.
Menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto dalam bukunya “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan” modal asing adalah ;
“Modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja dalam perusahaan dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan hutang yang pada saatnya harus ibayarkembali “. ( B ambang Riyanto 2001:227 )

Sedangkan menurut Drs. Harnanto, M, Soc, Sc dalam bukunya “ Analisa Laporan Keuangan “
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modal asing / hutang adalah sumber dana yang berasal dari luar perusahaan ( Kreditur ) yang harus dibayar kembali tepat pada waktunya disertai dengan bunganya sesuai dengan kontrak perjanjian


2. Jenis-Jenis Modal Asing/Hutang
Modal asing pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua berdasarkan jangka waktu pembayarannya, yaitu modal asing / hutang jangka pendek dan modal asing / hutang jangka panjang. Tetapi banyak penulis dalam bidang permodalan menggolongkan modal asing / hutang menjadi tiga jenis yaitu modal asing / hutang jangka pendek, modal asing / hutang jangka menengah dan modal asing/ hutang jangka panjang.
a. Modal asing / hutang jangka pendek ( short – term debt )
Modal asing / hutang jangka pendek adalah hutang yang jangka waktu pembayarannya kurang dari 1 tahun, sedangkan modal asing / hutang jangka menengah adalah hutang yang jangka waktu pembayarannya lebih dari 1 tahun tetapi kurang dari 10 tahun dan modal asing / hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka waktu pembayarannya lebih dari 10 tahun.
Sebagian besar dari hutang jangka pendek adalah kredit perdagangan yaitu kredit yang diperlukan
Menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto pada umumnya yang termasuk ke dalam modal asing / hutang jangka pendek ini adalah :
1. Rekening Koran yaitu kredit yang diberikan bank kepada perusahaan dengan batas flat fond tertentu dimana perusahaan mengambilnya tidak sekaligus tetapi sebagian sesuai dengan kebutuhan dan bunganya dibayar hanya untuk jumlah yang telah diambilnya, meskipun perusahaan meminjamnya lebih dari jumlah tersebut.
2. Kredit dari penjual yaitu kredit dari perniagaan, kredit ini terjadi apabila penjualan dilakukan dengan kredit.
3. Kredit dari pembeli yaitu kredit yang diberikan oleh perusahaan sebagai pembeli kepada pemasok dari bahan mentahnnya atau barang dagangan lainnya. Disini pembeli membayar harga barang yang dibelinya terlebih dahulu dan setelah beberapa waktu baru barangnya dapat diterima.
4. Kredit wesel yaitu apabila suatu perusahaan mengeluarkan surat hutang yang berisikan kesanggupan untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak tertentu dan pada saat tertentu dan setelah surat tersebut di tandatangani surat tersebut dapat dijual diuangkan pada bank. ( Bambang Riyanto 2001:232 )

b. Modal asing/utang jangka menengah ( intermediate-term debt )
Modal asing/utang jangka menengah ( intermediate-term debt ) adalah hutang yang jangka waktu pembayarannya lebih dari satu tahun tetapi kurang 10 tahun. Yang termasuk ke dalam jenis modal asing/ hutang ini adalah :
1. Tearm loan adalah kredit usaha dengan umur lebih dari 1 tahun dan kurang dari 10 tahun
2. Leasing adalah suatu alat atau cara untuk mendapatkan “ service “ dari suatu aktiva tetap yang pada dasarnya sama dengan kalau kita menjual obligasi untuk mendapatkan
service dan hak milik atas aktiva tersebut bedanya pada leasing tidak disertai dengan hak milik.


c. Modal asing / hutang jangka panjang ( Long-term debt )
Modal asing / hutang jangka panjang adalah utang yang jangka waktu pembayaran panjang. Umumnya lebih dari 10 tahun
Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan ( ekspansi ) atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah besar.

Menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto yang termasuk ke dalam jenis hutang ini adalah :
1. Pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka waktu panjang, dimana debitur mengeluarkan surat pengakuan utang yang mempunyai nominal tertentu.


2. Pinjaman Hipotik adalah pinjaman jangka panjang dimana pemberi uang ( kreditur )diberi hak hipotik terhadap suatu barang yang tidak bergerak agar apabila pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya maka barang tersebut bisa dijual untuk menutupi utangnya.
( Bambang Riyanto 2001:238 )

3. Karakteristik modal asing
Keputusan untuk menggunakan sumber modal yang berasal dari luar perusahaan ( modal asing / hutang ) bagi perusahaan harus berdasarkan pada pertimbangan baik yang bersipat kualitatif atau kuantitatif.
3 ( tiga ) unsur penting dalam mempertimbangkan penggunaan modal asing menurut Drs. Harnanto, M, Soc, Sc adalah :

1. Sifat keharusan untuk membayar balas jasa atas penggunaan modal kepada pihak yang menyediakan dana tersebut, atau sipat keharusan membyar biaya modal.
2. sampai seberapa jauh kewenangan dan campur tangan pihak penyedia dana itu dalam pengelolaan usaha.
3. resiko yang dihadapi perusahaan
( Harnanto, M 1979 : 306 )
Karakteristik modal asing dapat dilihat dari ketiga asek tersebut adalah sebagi berikut :
Karakteristik Akibat dari karakteristik
Keharusan membayar balas jasa ( biaya modal )
Perusahaan menjadi terikat atau mengingkatkan diri untuk membayar bunga yang bersipat tetap, menurut jontrak atau perjanjian.

Kewenangan untuk ikut campur tangan di dalam manajemen perusahaan Terbuka kemungkinan bagi para kreditur mengambil alih kendali manajemen di dalam perusahaan, apabila perusahaan gagal memenuhi kewajibannya
Resiko yang dihadapi perusahaan Gambaran/bayangan akan ketidakmampuan untuk membayar kembali hutang kepada kreditur, merupakan resiko yang mengamcam kelangsungan hidup perusahaan

B. Rentabilitas
1. Pengertian Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut, baik itu modal sendiri ataupun modal asing / hutang )

Rentabilitas merupakan kriteria penilaian yang secara luas digunakan dan dianggap paling valid untuk dipakai sebagai alat pengukur tentang hasil pelaksanaan operasi perusahaan. Rentabilitas mempunyai ciri-ciri sebagai berikut seperti yang dikemukakan oleh Harananto ( 1991:352 )
1. Rentabilitas merupakan alat pembanding, pada berbagai alternatif investasi atau penanaman modal ( yang sudah barang tentu ) sesuai dengan tingkat resikonya masing-masing, secara umum dapat dikatakan semakin besar resiko suatu penanaman investasi dituntut rentabilitas yang semakin tinggi pula, demikian juga sebaliknya.
2. Rentabilitas mampu menggambarkan tingkat laba yang dihasilkan menurut jumlah yang ditanamkan investasinya, karena rentabilitas dinyatakan dalam rangka relatif ( persentase )
Menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Rentabilitas adalah :
“ Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, dan umumnya dirumuskan sebagai berikut : dimana L adalah jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu dan M adalah modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.” ( Bambang Riyanto 2001:35 )
Lebih lanjut lagi menurut Drs. S. Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan, mengatakan rentabilitas adalah ;
“ Rentabilitas / Propitabilitas adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.” ( S. Munawir : 1991:33 )

Dari dua pengertian di atas dapat dikatakan bahwa rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada periode tertentu dengan membandingkan laba yang dihasilkan dengan aktiva / passiva / modal yang digunakan untuk merealisasikan laba tersebut.
Rentabilitas perusahaan dapat diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, sehingga dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui. Rentabilitas umumnya dirumuskan sebagai berikut
Laba
Rentabilitas = --------- x 100 %
Modal

Ada dua cara penilaian rentabilitas yaitu rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri dan masing-masing rentabilitas tersebut akan di bahas di bawah ini.

2. Pengertian Rentabilitas Ekonomi
Struktur permodalan suatu perusahaan dapat di bagi menjadi dua yaitu modal sendiri dan modal asing / hutang, sehubungan dengan adanya
dua jenis sumber permodalan tersebut, maka rentabilitas suatu perusahaan dapat dihitung dengan dua cara, yaitu pertama membandingkan antara laba usaha dengan seluruh modal yang digunakan ( modal sendiri dan modal asing / hutang ) yang disebut dengan rentabilitas ekonomi. Sedangkan yang ke dua dengan membandingkan laba usaha dengan modal yang berasal dari pemilik perusahaan atau yang disebut dengan rentabilitas modal sendiri.
Pada bagian ini penulis akan memfokuskan bahasan pada pengertian rentabilitas ekonomi sendangkan pengertian rentabilitas modal sendiri akan dibahas pada bagian selanjutnya.
Menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan mengatakan rentabilitas ekonomi adalah ;
“ Perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam prosentase. “ ( Bambang Riyanto 2001:36 )

Lebih lanjut Prof. Dr. Bambang Riyanto mengatakan bahwa ;
“ Modal yang diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja di dalam perusahaan. Dengan demikian modal yang ditanamkan di perusahaan lain tidak diperhitungkan. “( Bambang Riyanto 2001:36 )

Demikian juga dengan laba yang diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas modal ekonomi hanya laba yang berasal dari operasi perusahaan.Dengan demikian laba yang dihasilkan dari usaha-usaha di luar perusahaan atau dari efek ( misalnya deviden, coupon ) tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi.
Kemudian Drs. Harananto M, Soc, Sc dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan mengatakan bahwa;
“ Laba dalam perhitungan rentabilitas ekonomi atau return on total asset adalah laba sebelum biaya bunga ( atas modal asing / hutang ) sehingga rumus perhitungan rentabilitas ekonomi adalah :

LB sebelum BMA
ROTA = -------------------------- x 100 % Total Aktiva

( Harnanto 1979:361 )

Tidak diperhitungkannya bunga modal asing ( BMA ) sebagai pengurang pendapatan di dalam menentukan laba ( dalam kaitannya dengan investasi sebagai total akitva lebih lanjut Drs. Harnanto , M, Soc, Sc. mengatakan karena bunga yang dibayarkan kepada kreditur ( pemilik modal asing ) sifatnya balas jasa yang diberikan perusahaan kepada pihak yang menanamkan dananya dalam perusahaan.
Contoh : Dari hasil analisa terhadap Laporan Keuagan diperoleh data sebagai berikut :
Modal Asing Rp 100.000,00
Modal sendiri Rp 150.000,00
-----------------
Jumlah Modal Rp 250.000,00

Laba Rp 40.000,00
Bunga 10 % Rp 10.000,00
-----------------
Laba sebelum pajak RP 30.000,00
Pajak 40 % Rp 12.000,00
-----------------
Laba setelah pajak Rp 18.000,00

Dari data di atas dapat dihitung rentabilitas ekonominya sebagai berikut : = 12 %

3. Pengertian Rentabilitas Modal Sendiri
Sama halnya dengan rentabilitas ekonomi, rentabilitas modal sendiri juga sebagai salah satu dari perhitungan rentabilitas perusahaan yang lebih menitikberatkan pada modal yang berasal dari pemilik perusahaan sebagai basis perbandingannya
Menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan mengatakan rentabilitas modal sendiri adalah ;
“ Kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan” ( Bambang Riyanto 2001:45 )

Sedangkan menurut Drs. S. Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan mengatakan bahwa rentabilitas modal sendiri adalah ;
“ Perbandingan antara laba yang tersedia bagi pemilik perusahaan dengan jumlah modal sendiri yang dimasukan oleh pemilik perusahaan tersebut.” ( Munawir 1979 : 33
Contoh : Dari contoh di atas, maka rentabilitas modal sendiri dapat dihiitung sebagai berikut : = 12 %
4. Pengertian Modal Sendiri
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian latar belakang masalah, bahwa struktur permodalan suatu perusahaan dibentuk dari modal yang bersumber dari pemilik perusahaan atau modal sendiri dan modal yang bersumber dari kreditur atau modal asing/hutang, maka pada bagian ini penulis akan memfokuskan bahasan pada pengertian modal sendiri, karena pengertian modal asing sudah di bahas pada bagian pertama.
Pada umumnya pengertian modal sendiri menurut beberapa ahli pada intinya sama, hanya perbedaannya terletak pada penempatan kata yang membentuk kalimat dari pengertian tersebut.
Pengertian modal sendiri menurut Drs. Haranato, M, Soc, Sc dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan mengatakan modal sendiri adalah ;
“ Modal yang berasal dari pemilik perusahaan “ ( Harananto 1991:301)

Sedangkan menurut Prof Dr. Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan mengatakan modal sendiri adalah ;
“ Modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tida tkentu lamanya ( Bambang Riyanto 2001:24

Dari beberapa pengertian di atas pada intinya menyatakan bahwa modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan.
5. Jenis-Jenis Modal Sendiri
Modal sendiri selain berasal dari luar perusahaan, modal sendiri juga berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, yaitu modal yang dihasilkan atau dibentuk sendiri di dalam perusahaan.
Modal yang bersumber dari dalam perusahaan ( intern ) dalam bentuknya berupa keuntungan yang dihasilkan perusahaan, sedangkan modal yang berasal dari luar ( ektern ) adalah modal dari pemilik perusahaan.
Modal yang berasal dari pemilik perusahaan adalah berbagai macam bentuknya tergantung dari bentuk hukum dari masing-masing perusahaan yang bersangkutan. Dalam PT. modal yang berasal dari pemilik perusahaan berupa modal saham, pada Firma modal yang berasal dari
pemilik perusahaan berupa modal dari anggota Firma, pada CV modal yang berasal dari pemilik perusahaan berupa modal dari anggota aktif dan pasif dan pada koperasi modal yang berasal dari pemilik perusahaan dapat berupa simpanan pokok dan simpanan wajib anggotanya


6. Karakteristik modal sendiri
Arti pentingya struktur pemodalan terutama di sebabkan oleh perbedaan karakteristik diantara tiap-tiap sumber modal/jenis permodalan tersebut. Perbedaan karakteristik tersebut secara umumnya mempunyai akibat atau pengaruh terhadap dua aspek penting di dalam kehidupan setiap perusahaan yaitu :
1. Terhadap kemampuan untuk menghasilkan keuntungan/laba
2. Terhadap kemampuan kemampuan untuk membayar kembali hutang-hutang / kewajiban-kewajiban jangka panjangnya.
Adapun karakteristik dari modal sendiri antara lain :
1. Tidak ada jaminan atau keharusan untuk pembayaran kembali dalam setiap keadaan
2. Tidak ada kepastian tentang jangka waktu pembayaran kembali modal yang di setor.
Modal sendiri yang bersifat permanen akan tetap tertanam dalam perusahaan dan dapat diperhitungkan setiap saat untuk memelihara kelangsungan hidup dan melindungi perusahaan dari resiko kebangkrutan.

C. Pengaruh Modal Asing terhadap Tingkat Rentabilitas
Modal Sendiri.


1. Financial Liverage Indek

Financial Liverage Indek meruapakan indikator untuk melihat sejauh mana pengaruh atau akibat dari penggunaan modal asing atau pinjaman terhadap hasil usaha perusahaan
Apabila rentabilitas modal sendiri lebih besar daripada rentabilitas ekonomi, maka FLI bersifat positif ( > 1,00 ). Dalam keadaan demikian berarti rentabilitas yang dihasilkan dari modal asing lebih besar dari biaya modal atau bunganya, sehingga selisihnya menjadi hak para pemilik perusahaan ( meningkatkan rentabilitas modal sendiri )
Apabila rentabilitas modal sendiri lebih kecil daripada rentabilitas ekonomi, maka FLI bersifat negatif ( < style=""> RMS
FLI = --------
RE

Dimana FLI = Financial Liverage Indek
RMS = Rentabilitas modal sendiri
RE = Rentabilitas ekonom
Contoh : dengan berdasar pada contoh di atas, dimana struktur permodalannya 40 % modal asing dan 60 % modal sendiri, maka pengaruh modal asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri

4. Rentabilitas Ekonomi
( Return Total Asset )
Bunga atas hutang
Rentabilitas modal sendiri
( Return On Equity Capital )
Financial Leverage Indek

Dalam keadaan tingkat rentabilitas ekonomi ( 12 % ) lebih besar dari biaya bunga atas modal asing ( 10 % ) maka rentabilitas modal sendiri yang asalnya 12 % ( Rp 18 000 / Rp 150.000,00 x 100% ) naik menjadi 13,33 %. Hal ini terjadi karena ada sisa pendapatan dari dana yang berasal dari modal asing sebear 2 % ( Rp 2.000 / 100.000,00 x 10 % atau 12 % - 10 % ) yang menjadi hak para pemilik perusahaan, sehingga menaikan rentabilitas modal sendiri sebesar 1,33 % ( Rp 2.000 / Rp 150.000,00 x 100 % ) menjadi 13,33 % ( 12 % + 1,33 % ).
Dengan demikian Financial Liverage Indek menjadi 1,11% ( 13,33 % / 12 % ) yang menyatakan bahwa pengaruh dari modal asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri bersifat positif, karena indek liveragenya lebih dari 1,00

``

.

BAB III
METODA PENELITIAN

A. Metoda Penelitian.
Metoda penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, dengan metoda penelitian akan memberikan gambaran tentang bagaimana tahapan-tahapan penelitian dilakukan, sehingga masalah yang akan diteliti dapat dipecahkan secara sistematis sesuai dengan tujuan penelitian.
Metoda yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah Metoda Deskriptif, yaitu suatu metoda penelitian yang memberikan gambaran dan uraian tentang masalah yang terjadi pada masa sekarang dan masalah aktual yang disusun, dijelaskan kemudian dianalisis sehingga dapat ditarik kesimpulan dan diprediksi untuk masa yang akan datang.
Winarno Surahmad mengemukakan ciri-ciri metoda deskriptif sebagai berikut “
1. Memusatkankan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan masalah yang aktual.
2. Data yang terkumpul mula-mula disusun dijelaskan kemudian dianalisis oleh sebab itu disebut metoda analisis “ ( Winarno Surahmad 1997:442 )

B. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek darimana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan teknik
27
28
wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data di sebut responden, yaitu orang yang merespon atau orang yang menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti baik lisan atau tertulis. Apabila penulis menggunakan teknik observasi maka sumber datanya dapat berupa benda, gerak atau proses. Apabila penulis teknik dokumenter/dokumentasi maka sumber datanya dapat berupa dokumen atau catatan yang isi catatannya subjek penelitian atau variabel penelitian.
Menurut Prof. Dr. Arikunto Suharsini sumber data dapat di klasifikasikan menjadi 3 ( tiga ) dengan huruf p kepanjangan dari bahasa inggris, yaitu :
1. P = Person, sumber data berupa orang
2. P = Place, sumber data berupa tempat
3. P = Paper, sumber data berupa simbol

Keterangan singkat untuk ketiga P di atas adalah :
Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket/pertanyaan
Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergetak
Diam, misalnya ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna dan lain-lain.
Bergerak, Misalnya aktivitas, kinerja, laju kendaraan, ritme, nyanyian, gerak tari, sajian sinetron, kegiatan belajar-mengajar dan lain-lain
Keduanya merupakan objek untuk penggunaan metoda observasi
Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar atau simbol lain
( Arikunto Suharsini, 1997 : 114 )
Bedasarkan pengertian di atas, sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut :

1. Pimpinan perusahaan dan bagian terkait terhadap penelitian.
2. Buku-buku, makalah, jurnal dan lain-lain sebagai riteratur.
3. Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Perubahan modal dan cacatan keuangan lainnya.

C. Populasi dan sampel
Populasi
Populasi menurut Prof. Dr. Suharsini Arikunto ( 1992:115 ) “ adalah keseluruhan subjek penelitian”.Sedangkan populasi menurut Sujana ( 1992:161 ) adalah “ Totalitas semua nilai yang kemungkinan hasil menghitung ataupun pengkukuran kuantitaif maupun kualitatif, karakteristik tertentu semua angota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajarisifat-sifatnya dinamakan populasi “.( Sujana 1992:161 )Dari beberapa pengertian di atas maka populasi pada penelitian ini adalah catatan Laporan Keuangan berupa Neraca dan Laporan Rugi Laba serta catatan keuangan lainnya. Sampel
Sampel menurut Prof. Dr. Suharsini Arikunto ( 1997:117 ) adalah “ wakil yang diteliti.Sedangkan menurut Sujana ( 1994:161 ) …… “ adapun sebagian yang diambil dari populasi adalah sampel”.
Sampel yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Neraca dan Laporan Rugi Laba Perusahaan serta catatan keuangan lainya dari periode 2002 sampai dengan 2004

D. Teknik pengumpulan data
Dalam proses pengumpulan data sebagai objek yang akan teliti penulis menggunakan studi sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
Studi ini digunakan untuk memperoleh teori-teori yang mendukung terhadap masalah yang akan diteliti sebagai literatur.
2. Studi Lapangan
Studi ini dilakukan dengan cara langsung kelapangan melakukan pengamatan terhadap objek yang akan diteliti, dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Wawancara
Tanya jawab secara langsung dengan pimpinan perusahaan serta pihak yang terkait, dalam hal ini bagian akuntansi
b. Dokumenter
Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data-data tertulis berupa laporan keuangan yang terdiri neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan modal dan catatan keuangan lainnya.


E. Teknik Pengolahan data
Dalam proses pengolahan data, penulis menggunakan analisa ratio yaitu suatu metoda analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau rugi / laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Kemudian hubungan dari berbagai pos-pos tersebut dijadikan dasar dalam menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.
Tujuan utama dari setiap penganalisa pada umumnya, menurut Munawir adalah untuk mengetahui tingkat rentabilitas, solvabilitas, dan likwiditas dari perusahaan yang bersangkutan, oleh karena itu angka-angka ratio pada dasarnya digolongkan menjadi tiga antara lain : ratio-ratio likwiditas, ratio-ratio solvabilitas dan ratio-ratio rentabilitas serta ratio-ratio lainnya sesuai dengan kebutuhan penganalisa misalnya ratio liverage.
Sesuai dengan permsalahan yang penulis teliti yaitu mengenai pengaruh modal asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri, maka penlis menggunakan ratio-ratio sebagai berikut :
1. Ratio Liverage Keuangan yaitu perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri
Total Hutang
---------------- x 100 %
Total Aktiva

2. Ratio Return On Total Asset ( Rentabilitas Ekonomi )
LB + BMA x ( 1 – TP )
----------------------------- x 100 %
Total aktiva
3. Ratio Return On Equity Capital ( Rentabilitas modal Sendiri )
Net Icome
------------------- x 100 %
Modal sendir 4. Ratio Liverage Indek ( Pengaruh modal asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri
ROEq
--------- x 100 %
ROTA5. Ratio Time Interest Earned ( Kemampuan membayar bunga
Ebit
------------
Beban bunga

Ebit ( Laba sebelum biaya bungadan pajak )

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Koperasi


1. Sejarah singkat berdirinya Koperasi Mitra Binangkit Kabupaten Sukabumi

Secara nasional koperasi lahir dari suatu ide atau cita-cita yang tumbuh dan berkembang dari suatu tujuan yang sama, yaitu keinginan terwujudnya kehidupan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Berangkat dari hal tersebut di atas, maka pada tahun 1960 berdirilah koperasi yang beranggotakan sebagaian besar para guru di wilayah Nyalindung Kabupaten Sukabumi dengan nama Koperasi Mitra Binangkit. Koperasi ini merupakan wadah bagi para guru yang ada di wilayah Nyalindung dalam meningkatkan kesejahtraan guru pada khususnya dan masyarakat pada umumnya melalui usaha bersama yang berazaskan kekeluargaan, selain sebagai wadah usaha bersama para guru koperasi ini juga merupakan wadah silatuhrahmi antara sesama guru yang ada di wilayah Nyalindung.
Untuk pertama kalinya koperasi ini merupakan koperasi unit simpan pinjam ( USP ), namun seiring dengan bertambahnya jumlah anggota maka koperasi ini mulai menjalankan kebijakan ekspansi usaha, kebijakan ekspansi usaha ini dilakukan dalam bentuk penambahan unit usaha yang
meliputi unit pertokoan, unit penyertaan modal dan unit usaha lain. Pada tahun 1998 tepatnya tanggal 18 Juni 1998 Koperasi Mitra Binangkit resmi berbadan hukum dengan nomor : 4885/BH/PAD/KWK 10/VI/-1998
Dalam perkembangannya koperasi ini berjalan tanpa hambatan yang begitu berarti, sehinga dari tahun ke tahun jumlah anggota serta permodalannya meningkat, sehinga sedikit demi sedikit kesejahetraan anggota koperasi pada umumnya mulai berubah ke arah yang lebih baik.

2. Struktur Organisasi Koperasi Mitra Binangkit
Suatu organisasi bagaimanapun bentuk dan kegiatannya, perlu adanya susunan kepengurusan dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Susunan kepengurusan tersebut bisa dalam bentuk struktur organisasi, sehingga dengan struktur organisasi tersebut memudahkan kita dalam pelekasanaan tugas dan wewenang serta tangung jawab suatu pekerjaan/tugas.
Struktur organisasi Koperasi Mitra Binangkit dapat di lihat pada gambar 1.
Sebagai suatu organisasi yang berbadan hukum, Koperasi Mitra Binangkit mempunyai kelengkapan organisasi sebagai berikut :
1. Rapat Anggota Tahunan ( RAT ) adalah rapat tahunan anggota koperasi Mitra Binangkit yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali.
2. Dewan Pengurus adalah mandataris RAT yang berfungsi menjalankan dan memimpin kegiatan usaha koperasi Mitra Binangkit Nyalindung
3. Dewan pemeriksa adalah perwakilan RAT yang berfungsi untuk mengawasi dan memeriksa jalannya kegiatan usaha koperasi Mitra Binangkit Nyalindung.
4. Anggota adalah orang-orang yang menjadi anggota dari koperasi Mitra Binangkit Nyalindung.
Pembagian tugas dan wewenang Koperasi Mitra binangkit Nyalindung
1. Ketua, mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Penanggung jawab keluar umum dan ke dalam
b. Mengendalikan anggaran belanja
c. Memeriksa penerimaan/pengeluaran keuangan tiap anggota
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan dalam RAT
2. Sekretaris, mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan administrasi umum
b. Pengumpulan dan pengolahan data statistik dan melaksanakan laporan-laporan rutin ( bulanan, triwulan dan tahunan )
c. Mengadministrasikan penagihan piutang
d. Pengadministrasian usaha bidang perkreditan
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan dalam RAT
f. Mempersiapkan surat tagihan kepada anggota


3. Bendahara, mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang
b. Mengelola administrasi uang
c. Melaporkan realisasi angaran tiap bulan
d. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan dalam RAT
4. Komisaris, mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Mengintensipkan pemasukan uang/piutang yang macet
b. Mengelola usaha simpan pinjamdan unit usaha lainnya
c. Menangani permohonan kredit
d. Memelihara invetaris kantor dan toko
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan dalam RAT
Dalam menjalankan kegiatan usahanya pengurus koperasi Mitra Binangkit mempunyai pelaksana kerja harian yaitu manager/ketua dan karyawannya.
Pembagian tugas dan wewenang pengawas Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung
Tugas dan wewenang Pengawas Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung :
1. Mengawasi semua kebijakan operasional pengurus yang meliputi bidang organisasi, usaha dan keuangan koperasi.
2. Memeriksa dan menilai pelaksanaan kegiatan organisasi, usaha dan keuangan serta mmeberikan pendapat dan saran perbaikan.
3. Memberikan, menilai ketetapan dan kebenaran catatan-catatan /buku organisasi, usaha dan administrasi keuangan, serta membandingkan dengan kenyataan yang ada pada keuangan ( Kas/Bank ) serta semua kekayaan koperasi
4. Bertanggung jawab atas kegiatan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan kepada pihak ketiga
5. Membuat laporan pemeriksaan secara tertulis dengan memberikan pendapat serta saran perbaikan dalam rangka menyajikan laporan pemeriksaan sebagai pertanggung jawabannya di dalam Rapat Anggota Tahunan

STRUKTUR ORGANISASI KOPERASI MITRA BINANGKIT NYALINDUNG

3. Kegiatan Usaha Koperasi Mitra Binangkit
Pada awal berdirinya koperasi Mitra Binangkit ini hanya bergerak pada satu unit usaha yaitu unit simpan pinjam ( USP ), tetapi seiring dengan bertambahnya jumlah anggota dan adanya kebijakan ekspansi usaha akhirnya melalui keputusan yang dihasilkan RAT koperasi ini menambah unit usaha lainnya yaitu Unit Pertokoan, Unit Penyertaan Modal, dan Unit Usaha lain yang meliputi sewa tempat dan penjualan barang komisi

B. Ratio Leverage Keuangan Koperasi Mitra Binangkit
Untuk mengetahui tingkat Ratio Leverage Keuangan yang dimiliki Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung pada periode 2002 s.d. 2004, dapat diperoleh dengan cara membandingkan total hutang/modal asing dengan total aktiva yang dimiliki Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung. Dengan demikian dapat diketahui seberapa besar pernanan hutang/modal asing yang digunakan Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung dalam mendanai kegiatan operasional koperasi.
Untuk lebih jelasnya di bawah ini disajikan Liverage Keuangan Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung periode 2002 s.d. 2004 sebagai berikut : Dari hasil analisa terhadap Neraca Akhir Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung di peroleh data sebagai berikut :

Tabel Liverage Keuangan
KOPERASI MITRA BINANGKIT
NYALINDUNG
Periode 2002/2004

Periode Total Hutang/
Modal Asing Total Aktiva/
Passiva Liverage Keuangan ( % )
( 2/3 )
1 2 3 4
2002 Rp 27.129.700,00 Rp 349.301.595,00 7,79 %
2003 Rp 27.805.580,00 Rp 377.418.998,00 7,37 %
2004 Rp 26.406.580,00 Rp 409.598.472,00 6,44 %

Tabel 1
Dari tabel di atas dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada periode 2002 kegiatan operasional Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung lebih besar didanai oleh dana yang berasal Modal Sendiri yaitu sebesar 92.21 % dan sisanya di danai dari dana yang berasal dari hutang atau modal asing yaitu sebesar 7,79 %.
2. Pada periode 2003 kegiatan operasional Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung masih sama dengan pada periode 2002 yaitu lebih besar didanai oleh dana yang berasal dari Modal Sendiri sebesar 92,63 % dan sisanya di danai dari dana yang berasal dari hutang atau modal asing yaitu sebesar 7,37 %
40
3. Sedangkan pada periode 2004 Modal Sendiri yang digunakan untuk mendanai kegiatan operasional Koperasi Mitra Binangkit lebih besar lagi dari pada periode-periode sebelumnya yaitu mencapai 93,56 % dan sisanya didanai dari dana yang berasal dari hutang/modal asing sebesar yaitu sebesar 6,44 %

C. Tingkat Rentabilitas Ekonomi dan Rentabilitas Modal sendiri Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung periode 2002 s.d. 2004.
Dari hasil analisa terhadap Neraca Akhir dan Laporan Rugi Laba Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung di peroleh data sebagai berikut :
Tabel Hasil Analisa
Neraca dan Rugi/Laba periode 2002 s.d. 2004
Koperasi Mitra Bingngkit Nyalindung

Deskripsi Periode 2002 Periode 2003 Periode 2004
Laba sebelum pajak
Pajak Pendapatan
Laba setelah Pajak Rp 21.192.337,00
Rp 2.119.234,00
Rp 19.073,103,00 Rp 23.006.156,00
Rp 2.300.616,00
Rp 20.705.540,00 Rp 28.991.300,00
Rp 4.336.695,00
Rp 24.574.605,00
Biaya Jasa Pinjaman Hutang / Modal Asing
( 3 % ) RP 813.891,00 Rp 834.167,00 Rp 792.197,00
Total aktiva/Passiva Rp 349.301.595,00 Rp 377.418.998,00 Rp 409.598.472,00
Total Modal Sendiri Rp 321.171.895,00 Rp 349.615.418,00 Rp 383.191.892,00
Untuk mengetahui tingkat Rentabilitas Eknomi suatu perusahaan dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Laba + BMA x ( 1-TP )
ROTA = ----------------------------- x 100 %
Total aktiva/Passiva

Sedangkan Rentabilitas Modal Sendiri dapat dicari dengan rumus sebagai beriikut :
Net Income
ROEq = ----------------------------- x 100 %
Modal Sendiri

Sehingga rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri dari masing-masing periode dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel Tingkat Rentabilitas Ekonomi
KOPERASI MITRA BINANGKIT
NYALINDUNG
Periode 2002 s.d. 2004

Periode Laba + Bunga dan pajak ( Ebit ) Total
Aktiva Rentabilitas
Ekonomi
( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) 2/3 %
2002 Rp 17.898.294,00 Rp 349.301.595,00 5,12 %
2003 Rp 19.385.736,30 Rp 377.418.998,00 5,14 %

Tabel 3


Tabel Tingkat Rentabilitas Modal Sendiri
KOPERASI MITRA BINANGKIT
NYALINDUNG
Periode 2002 s.d. 2004

Periode Net
Income Modal
Sendiri Rentabilitas
Modal Sendiri
( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) 2/3 %
2002 Rp 18.259,212,00 Rp 321.171.895,00 5,68 %
2003 Rp 19.871.373,00 Rp 349.615.418,00 5,68 %
2004 Rp 23.782.408,00 Rp 383.191.892,00 6,20 %

Tabel 4

Tabel Rekapitulasi RE dan RMS
KOPERASI MITRA BINANGKIT
NYALINDUNG
Periode 2002 s.d. 2004

Jenis Rentabilitas Periode 2002 Periode 2003 Periode 2004
Rentabilitas Ekonomi 5,12 % 5,14 % 5,20%
Rentabilitas Modal Sendiri 5,68% 5,68% 6,20 %

Tabel 5
Dari tabel diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Tingkat rentabilitas ekonomi Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung pada periode 2002 sebesar 5,12 %. Nilai ini menunjukan bahwa setiap rupiah dari hutang/modal asing yang digunakan dalam kegiatan operasional koperasi akan mendapatkan laba sebelum biaya jasa pinjaman sebesar Rp 5,12. Sedangkan pada periode 2003 tingkat rentabilitas ekonominya sebesar 5,14 %. Nilai ini menunjukan bahwa setiap rupiah dari hutang atau modal asing yang digunakan dalam kegiatan operasional koperasi akan mendapatkan laba sebelum biaya jasa pinjaman sebesar Rp 5,14. Dan pada periode 2004 tingkat rentabilitas ekonominya sebesar 5,41 %. Nilai ini menunjukan setiap rupiah dari hutang /modal asing yang digunakan dalam kegiatan operasional koperasi akan mendapatkan laba sebelum biaya jasa pinjaman sebesar Rp 5,41.
2. Tingkat rentabilitas modal sendiri Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung pada periode 2002 sebesar 5,68 %. Nilai ini menunjukan bahwa setiap rupiah dari modal sendiri yang digunakan untuk kegiatan operasional koperasi akan mendapat laba sebesar Rp 5,68. sedangkan pada periode 2003 tingkat rentabilitas modal sendiri koperasi sama dengan periode 2002 yaitu sebesar 5,68 %. Nilai ini menunjukan bahwa setiap rupiah dari modal sendiri yang digunakan dalam kegiatan operasional koperasi akan mendapatkan laba bersih sebesar Rp 5,68.
Dan pada periode 2004 tingkat rentabilitas modal sendiri koperasi mengalami kenaikan dari periode sebelumnya sebeasar 0,52 % dari periode 2002 dan periode 2003 yaitu sebesar 6,20 %. Nilai ini menunjukan setiap rupiah dari modal sendiri yang gunakan untuk kegiatan operasional koperasi akan mendapatkan laba bersih sebesar Rp 6,20
D. Pengaruh Hutang / Modal Asing terhadap Tingkat Rentabilitas Modal Sendiri pada Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh adanya hutang/modal asing pada struktur permodalan koperasi, dapat digunakan Ratio Financial Liverage Indek. Karena Financial Liverage Indek merupakan suatu indikator dari adanya kebijakan penanaman modal asing / hutang pada sturktur permodalan suatu perusahaan termasuk koperasi. Hasil dari Analisa Ratio Financial Liverage Indek akan mengakibatkan tiga kemungkinan yaitu :
1. Apabila Indek yang dihasilkan dari Ratio tersebut lebih besar dari 1,00 ( >1,00 ) maka pengaruh dari hutang atau modal asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri tersebut bersipat positif
2. Apabila Indek yang dihasilkan dari Ratio tersebut lebih kecil dari 1,00 ( <>

45
3. Apabila Indek yang dihasilkan dari Ratio tersebut sama dengan 1,00 ( = 1,00 ) maka hutang/modal asing tersebut tidak berpengaruh apa-aa terhadap tingkat rentabilitas modal sediri .
Ratio Financial Liverage Indek dapat di cari dengan rumus sebagai berikut :
RMS ( ROEq )
FLI = ----------------
RE ( ROTA )

Dari tabel di bawah ini akan terlihat bagaimana pengaruh dari hutang/modal asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri pada Koperasi Mitra Binangkit dari masing-masing Periode.
Tabel Pengaruh dari Hutang/Modal Asing terhadap Tingkat Rentabilitas Modal Sendiri
KOPERASI MITRA BINANGKIT
NAYLINDUNG
Periode 2002 s.d. 2004

Deskripsi Periode
2002 Periode 2003 Periode
2004
(1) Rentabilitas Ekonomi 5,12% 5,14 % 5,20%
(2) Biaya Jasa Pinjaman 3,00 % 3,00 % 3,00 %
(3) Sisa dari Biaya Jasa Pinj. 2,12 % 2,14% 2,20%
(4) Rentabilitas Modal Sendiri 5,85% 5,85% 6,35 %
(5) Financial Liverage Indek ( 4:1 ) 1,14 1,13 1,22

Tabel. 6
Dari tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada periode 2002 dimana tingkat rentabilitas ekonomi ( 5,12 % ) lebih besar dari biaya atas hutang / modal asing ( 3 % ) maka rentabilitas modal sendiri yang asalnya 5,68 % ( Rp 18.259.212,00 / Rp 321.171.895,00 x 100% ) naik menjadi 5,85 %. Hal ini terjadi karena ada sisa pendapatan dari dana yang berasal dari hutang/modal asing sebesar 2,12 % ( Rp 575.149,64,00 / Rp 27.129.700,00 x 100 % ) atau rentabilitas ekonomi dikurangi dengan prosentase bunga hutang/modal asing ( 5,12 % - 3,00 % ) yang menjadi hak Koperasi
Mitra Binangkit, sehingga menaikan rentabilitas modal sendiri sebesar 0,17 % ( Rp 575.149,64 / Rp 321.171.595,00 x 100 % ) menjadi 5,85 % ( 5,68 % + 0,17 % ).
2. Pada periode 2003 dimana tingkat rentabilitas ekonomi ( 5,14 % ) lebih besar dari biaya atas hutang / modal asing ( 3 % ) maka rentabilitas modal sendiri yang asalnya 5,68 % ( Rp 19.871.373,00 / Rp 349.615.418,00 x 100% ) naik menjadi 5,85 %. Hal ini terjadi karena ada sisa pendapatan dari dana yang berasal dari hutang/modal asing sebesar 2,14 % ( Rp 595.039,00 / Rp 27.805.580,00 x 100 % ) atau rentabilitas ekonomi dikurangi dengan prosentase bunga hutang/modal asing ( 5,14 % - 3,00 % ) yang menjadi hak Koperasi Mitra Binangkit, sehingga menaikan rentabilitas modal sendiri sebesar
0,17 % ( Rp 595.039,00/ Rp 349.615.418,00 x 100 % ) menjadi 5,85 % ( 5,68 % + 0,17 % ).
3. Pada periode 2004 dimana tingkat rentabilitas ekonomi ( 5,20 % ) lebih besar dari biaya bunga atas hutang / modal asing ( 3,00 % ) maka rentabilitas modal sendiri yang asalnya 6,20 % ( Rp 24.574.605,00 / Rp 383.191.872,00 x 100% ) naik menjadi 6,35 %.
Hal ini terjadi karena ada sisa pendapatan dari dana yang berasal dari hutang/modal asing sebesar 2,20 % ( Rp 580.945,16/Rp 26.406.580,00 x 100 % ) atau rentabilitas ekonomi dikurangi dengan prosentase bunga hutang/modal asing ( 5,20 % - 3,00 % ) yang menjadi hak Koperasi Mitra Binangkit, sehingga menaikan rentabilitas modal sendiri sebesar 0,15 % ( Rp 580.945,16/ Rp 383.191.892,00 x 100 % ) menjadi 6,35 % ( 6,20 % + 0,15 % ).
Dengan demikian jelas bahwa, dengan adanya hutang /modal asing pada struktur permodalan Koperasi Mitra Binangkit mempunyai pengaruh yang positip terhadap peningkatan rentabilitas modal sendiri, hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan rumus Financial Liverage Indek sebagai indikator untuk mengukur bagaimana pengaruh adanya hutang / modal asing pada suatu perusahaan. Pada Koperasi Mitra Binangkit Financial Liverage Indek dari masing-masing periode ( 2002, 2003, 2004 ) hasilnya mencapai lebih dari 1,00 yaitu sebesar 1,14 untuk periode 2002, 1,13 untuk periode 2003 dan 1,22 point untuk periode 2004.
Yang dimaksud positip dalam hal ini adalah bahwa sisa pendapatan dari penggunaan dana yang berasal dari hutang / modal asing setelah dikurangi dengan biaya bunga atas hutang / modal asing dapat menambah pendapatan dari penggunaan dana yang berasal dari modal sendiri. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut pada masing-masing periode.
Tabel Total Pendapatan
KOPERASI MITRA BINANGKIT NYALINDUNG
Periode 2002 s.d. 2004

Periode
Pendapatan
Dari MA
Biaya bunga
Atas MA Sisa Pendapatan
Dari MA
Pendapatan
Dari MS
Todal
Pendapatan
( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 5 ) / ( 2 – 3 ) ( 6 ) ( 7 ) / ( 6 + 5 )
2002 1.389.040,64 813.891,00 575.149,64 18.259.212,00 18.834.361,64
2003 1.429.206,81 834.167,00 595.039,81 19.871.373,00 20.466.412,80
2004 1.373.142,16 792.197,00 580.945,16 23.782.408,00 24.363.353,16

Tabel. 7
Catatan :
Bunga Hutang Modal Asing sebesar 3 % dari total hutang masing-masing period.

1. Ratio Times Interest Earned ( Kemapuan membayar bunga Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung )
Beban yang harus ditanggung oleh Koperasi sebagai akibat adanya dari pengunaan Hutang / Modal asing adalah beban bunga. Beban bunga ini adalah beban yang harus dibayar oleh Koperasi dalam keadaan bagaimanapun, baik dalam keadaan mendapatkan laba atau dalam keadaan rugi.
49
Kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atas hutang / modal asing dapat diukur dengan menggunakan Ratio Times Ineterest Earned yang dirumuskan sebagai berikut :
Ebit
TIE ( Time Ineterset Earned ) ---------------- ( x ) kali
Beban bunga

Untuk mengetahui kemampuan Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung dalam membayar bunga atas hutang./modal asing dapat dilihat dari tabel berikut :
Hasil analisa dari Laporan Rugi/Laba Koperasi Mitra Nyalindung periode 2002 s.d. 2004 diperoleh data sebagai berikut :

Tabel Hasil Analisa Laporan Rugi / Laba
KOPERASI MITRA BINANGKIT NYALINDUNG
Periode 2002 s.d. 2004

Periode Laba sblm bunga
Dan Pajak Bunga
3 %
2002 Rp 21.192.337,00 Rp 813.891,00
2003 Rp 23.006.156,00 Rp 834.167,00
2004 Rp 28.991.300,00 Rp 792.197,00

Tabel. 8

50
Tabel Ratio Time Inerest Earned
KOPERASI MITRA BINANGKIT
NYALINDUNG
Periode 2002 s.d. 2004

Periode Ebit Bunga TIE
( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) 2/3
2002 Rp 21.192.337,00 Rp 813.891,00 26,03 x
2003 Rp 23.006.156,00 Rp 834.167,00 27,58 x
2004 Rp 28.991.300,00 Rp 792.197,00 36,59 x

Tabel. 9
Dari tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada periode 2002 Besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga atas hutang / modal asing sebesar 26,03 kali. Nilai ini menujukan bahwa setiap rupiah dari bunga utang / modal asing dapat dijamin dengan keuntungan sebesar Rp 26,03. Nilai ini juga menunjukan bahwa Koperasi pada periode 2002 dapat memperoleh laba sebesar 26,03 kali dibandingkan dengan beban bunga yang harus dibayarkan Koperasi.
2. Pada periode 2003 Besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga atas hutang / modal asing sebesar 27,58 kali. Nilai ini menunjukan bahwa setiap rupiah dari bunga utang / modal asing dapat dijamin dengan keuntungan sebesar Rp 27,58. Nilai ini juga menunjukan bahwa Koperasi pada periode 2003 dapat memperoleh laba sebesar 27,58 kali dibandingkan dengan beban bunga yang harus dibayarkan Koperasi.
51
3. Pada periode 2004 Besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga atas hutang / modal asing sebesar 36,59 kali. Nilai ini menujukan bahwa setiap rupiah dari bunga utang / modal asing dapat dijamin dengan keuntungan sebesar Rp 36,59. Nilai ini juga menunjukan bahwa Koperasi pada periode 2003 dapat memperoleh laba sebesar 36,59 kali dibandingkan dengan beban bunga yang harus dibayarkan Koperasi.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung mempunyai kemampuan membayar bunga atas utang yang sangat baik.

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap permasalahan yang diteliti mengenai bagaimana pengaruh modal asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri pada Koperasi Mitra Binangkit Nyalindung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri dalam struktur permodalan pada Koperasi Mitra Binangkit sangat tidak seimbang, karena kegiatan operasional Koperasi lebih besar didananai oleh modal yang berasal dari modal sendiri. Bahkan dari tahun-ketahun penggunaan hutang /modal asing pada Koperasi Mitra Binangkit cenderung menurun. Hal ini terbukti dengan diperolehnya Ratio Liverage Keuangan sebagai alat untuk mengukur perbadingan jumlah modal asing/hutang dan modal sendiri selama periode 2002 s.d. 2004, yaitu pada periode 2002 jumlah modal asing yang digunakan dalam kegiatan operasional koperasi sebesar 7,79 % dan sisanya didanai oleh dana yang berasal dari modal sendiri yaitu sebesar 92.21 %. Sedangkan pada periode 2003 modal asing/hutang yang dugunakan dalam kegiatan operasional koperasi menurun dari periode 2002 yaitu sebesar 7,37 % dan sisanya didanai dari dana yang berasal dari modal
sendiri yaitu sebesar 92,63 %. Dan pada periode 2004 modal asing/hutang yang digunakan dalam kegiatan operasional koperasi menurun sangat drastis dari periode sebelumnya yaitu sebesar 6,45 % dan sisanya didanani dari dana yang berasal dari modal sendiri yatu sebesar 93,55 %. Untuk lebih jelasnya perbadingan penggunaan modal asing dan modal sendiri pada koperasi Mitra binangkit dapat dilihat dari tabel berikut :

Periode Perbandingan
Jenis Modal
Kenaikan/
Penuruanan
Modal
Sendiri Modal
Asing
2002 92,21 % 7,79 % -
2003 92,63 % 7,37 % Turun 0,43 %
2004 93,55 % 6,44 % Turun 1,35 dari periode 2002 dan
0,93 dari periode 2003

2. Hasil Analisa Rentabilitas terutama rentabilitas ekonomi pada Koperasi Mitra Binangkit selama periode 2002 sampai dengan 2004 terus mengalami kenaikan walaupun tidak begitu besar ( Lihat hal 41 ). Hal ini membuktikan bahwa adanya modal asing/hutang pada struktur permodalan Koperasi akan berpengaruh positif pada tingkat rentabilitas modal sendiri.
3. Hasil Analisa Financial Liverage Indek atas adanya kebijakan penggunaan Modal Asing/Hutang pada struktur permodalan Koperasi dari periode 2002 sampai dengan periode 2004, memberikan pengaruh positip terhadap tingkat Rentabilitas Modal Sendiri. Hal ini terbukti dengan Financial Liverage Indek Koperasi dari periode 2002 sampai dengan 2004 lebih dari 1,00 yang mengatakan bahwa “ Apabila Indeks lebih besar dari 1,00 berarti Pengaruh Modal Asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri besipat positif “ yaitu sebesar 1,14 pada periode 2002, 1,13 pada periode 2003 dan 1,22 pada periode 2004.

B. Rekomendasi
Berdasarkan beberapa temuan pada saat penelitian, ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari Koperasi Mitra Binangkit menyangkut masalah kebijakan penggunaan modal dari luar atau modal asing, yaitu :
1. Untuk meningkatkan struktur permodalan, Koperasi Mitra Binangkit perlu kiranya mendapatkan modal dari luar/modal asing dengan jumlah yang lebih besar dari modal luar/modal asing sebelumnya, sehingga ada keseimbangan antara modal dari luar / modal asing dengan modal sendiri.
2. Penggunaan modal dari luar/modal asing akan memberikan pengaruh yang positif terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri. Sehingga Koperasi Mitra Binangkit dapat memperbesar jumlah modal yang berasal dari luar atau modal asing. Karena terbukti dapat meningkatkan tingkat rentabilitas modal sendiri.

SUMBER:

Posted January 10th, 2010 by andriyan_nirwana

komponen yang termasuk dalam metode historis adalah...

jurnal laporan keuangan dan informasi catatan tentang kegiatan perusahaan.di dalammnya karena terdapat banyak catatan kejadian dan transaksi yang sudah lalu..secara berurut dan historis sebagai estimasi dan tinjauan di masa yang akan datang




Tidak ada komentar:

Posting Komentar